Saat Rektor UHO bersama Gubernur Sultra melakukan penanaman jeruk siompu terancam punah di Kebun Raya UHO. (FOTO: SUMARDIN/BKK)
KENDARI, BKK- Universitas Halu Oleo (UHO) menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang memiliki kebun raya.
Kebun raya seluas 23 hektare ini dibuka untuk wisata, selain fungsi riset, pendidikan, jasa lingkungan, dan kawasan konservasi.
Rektor UHO Prof Muhammad Zamrun F mengatakan, penetapan kebun raya ini sejak periode rektor sebelumnya, Prof Usman Rianse.
Sekitar 23 ha, kata dia, sudah ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau yang tidak bisa dialihfungsikan menjadi gedung-gedung.
“Jadi ke depan Kebun Raya UHO ini bukan hanya diisi tanaman endemik dan pohon langka saja, tapi nanti kita akan masukan juga hewan. Makanya kita buat dulu konsepnya yang lebih aman,” katanya, beberapa waktu lalu.
“Dan, pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan UHO, yang tentu outputnya untuk pembangunan di Sulawesi Tenggara (Sultra),” tambahnya.
Lebih jauh dijelaskan, Kebun Raya UHO bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sejauh ini ada sekitar 700 spesies koleksi tanaman yang ada di dalamnya.
Khusus anggrek, terdapat lebih dari 400 spesies endemik Sultra.
Menurut Rektor, banyaknya spesies tumbuhan di Kebun Raya UHO rupanya memikat berbagai jenis binatang seperti burung, babi hutan, kuskus, dan berbagai hewan lain yang tidak didatangkan oleh UHO.
Selama Kebun Raya UHO ini ada, tidak sedikit pengunjung yang datang, dan tidak sebatas berasal dari Sultra, akan tetapi juga ada dari luar negeri, seperti, Malaysia, Prancis, Skotlandia dan lainnya.
Kebun raya ini diharapkan juga menjadi paru-paru penyumbang udara segar bagi Kota Kendari. (din/iis)