Prof Andi Bahrun saat dilantik menjadi Rektor Unsultra periode 2021- 2025 oleh Ketua Yayasan Unsultra Dr Muhammad Yusuf. (FOTO:SUMARDIN/BKK)
KENDARI, BKK- Prof Andi Bahrun telah dilantik sebagai Rektor Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) periode ketiga. Pada peride kepemimpinan kali ini, Prof Andi Bahrun bertekad menjadikan Unsultra sebagai perguruan tinggi (PT) yang mempunyai indek kinerja yang lebih baik dari sebelumnya.
Tak hanya itu, dirinya juga membentuk PT yang inklusif, inovatif, berintegritas, serta mendorong dan memperkuat kegiatan dosen untuk mendapatkan pengakuan.
“Jadi, pengakuannya itu tidak hanya dalam negeri tetapi luar negeri, melalui publikasi jurnal nasional dan internasional. Tentunya, diawali dengan penelitian yang baik,” ujar Prof Andi Bahrun seusai dilantik, Jumat (31/12).
Prof Andi Bahrun juga akan mendorong program pengabdian masyarakat dosen berbasis hasil penelitian. Dengan begitu penelitian dosen tidak lagi menjadi dokumen semata, melainkan dapat dirasakan manfaatnya masyarakat.
Ke depan, sambung dia, pihaknya juga akan memperkuat penjajakan kerja sama, baik dalam maupun luar negeri.
“Kita sudah melakukan perkuliahan dengan PT yang ada di Malaysia dan Filipina. Ke depan tekad kami adalah tidak hanya pertukaran mahasiswa, tapi juga akan membentuk kelas internasional, salah satunya kita berupaya untuk mendapatkan akreditasi internasional,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala LLDKTI Wilayah IX Sulawei Selatan, Barat, dan Tenggara (Sultanbatara), Prof Jasruddin mengungkapkan, tantangan utama PT saat ini berkait dengan kualitas dan daya saing alumni.
Menutur dia, PT saat ini harus berorientasi bagaimana alumni mampu menciptakan lapangan kerja, serta bagaimana unggul memperebutkan kesempatan kerja.
“Menciptakan lapangan kerja dan merebut peluang kerja bukan hanya dalam negreri, tapi luar negeri. Oleh sebab itu, era global ini sebetulnya memberikan peluang kepada kita untuk SDM bisa mau kerja dimana saja, bikin usaha dimana saja,” katanya.
Selain itu, kata Prof Jasruddin, PT harus mempersiapkan alumni bisa bersampingan dengan teknologi. PT hari ini harus menggunakan teknologi dalam proses perkuliahan, dan mahasiswanya diperkenalkan teknologi yang berkembang di sektor lapangan kerja.
“Itu sebetulnya rohnya Merdeka Belajar Kampus Merdeka, bagaimana mahasiswa mengetahui tantangan kerja sebelum dia menjadi sarjana,” pungkasnya. (din/man)