Bimo Epyanto. (FOTO: WATY/BKK)
KENDARI, BKK – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bahwa transaksi non tunai atau digital selama tahun 2021 di Sultra tumbuh sebesar 51,99%. Peningkatan transaksi digital melalui E-Commerce menunjukkan bahwa masyarakat sudah terbiasa berbelanja secara online (daring).
Kepala perwakilan BI Sultra, Bimo Epyanto mengungkapkan bahwa, masyarakat sudah terbiasa dengan transaksi digital di massa pandemi Covid-19 sehingga memicu berbagai peningkatan di pasar digital.
“Jika kita belanjanya online maka otomatis bayarnya juga non tunai. Ini terlihat secara volume mupun nominal uang dibelanjakan di Sultra meningkat dibandingkan sebelumnya,” ungkapnya, Sabtu (8/1).
Dikatakan, peningkatan transaksi non tunai didorong oleh naiknya penerimaan masyarakat terhadap teknologi dan kemudahan sistem pembayaran melalui e-commerce.
“Jadi, peningkatan preferensi dan akseptasi masyarakat terhadap teknologi dan kemudahan sistem pembayaran mendorong peningkatan tersebut,” ujarnya.
Bimo menuturkan, perkembangan transaksi non tunai didukung oleh tren akseptansi QRIS oleh merchant yang tercatat pada tahun 2021 sebanyak 75,218 merchant di Sultra yang telah menggunakan QRIS, serta upaya pemerintah pusat dan daerah untuk menciptakan ekosistem keuangan digital melalui Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETP) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Lanjut Bimo, untuk di Kendari, pembentukan TP2DD sebagai pilot project hingga terbentuknya 18 TP2DD di Sultra. Kemudian eletronifikasi retribusi PKL Kali Kadia dan Bus Translulo, serta elektronifikasi pembayaran PDAM dan Pasar Tradisional di Kendari.
“Kami juga melakukan sosialisasi dan perluasan 69 ribu merchat QRIS dengan pelaksanaan user experience QRIS di Kendari, Wakatobi dan Kolaka,” ucapnya.
Bimo menambahkan, pada triwulan IV 2021 terjadi net outflow sebesar Rp1,588 miliar, meningkat dari triwulan sebelumnya namun mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami net outflow sebesar 1.923 miliar rupiah.
“Secara umum, sepanjang tahun 2021, terjadi peningkatan peredaran uang dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa aktivitas konsumsi masyarakat mulai membaik sejalan dengan penurunan kasus Covid-19 di Sultra,” tandasnya. (cr4)