KENDARI, BKK – Sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam rangka peningkatan kinerja ekonomi adalah dengan menggerakkan kinerja usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan mendorong penggunaan kredit program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi salah satu program pemerintah yang dinilai mampu untuk memacu pembiayaan bagi pelaku UMKM.
Kepala Bidang PPA II Kantor Wilayah (Kanwil) Perbendaharaan Sultra, Eko Wahyu Budi Utomo mengungkapkan, program penyaluran KUR mampu meningkatkan produktivitas dan kapabilitas pengusaha, terutama pada masa pandemi ini.
“Jadi, di tengah situasi pendemi Covid-19 ini, semakin banyak pelaku UMKM yang membutuhkan pinjaman lunak untuk menyelamatkan serta mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, KUR menawarkan bunga cenderung lebih lunak dibandingkan dengan fasilitas pembiayaan pada umumnya,” ungkapnya, Sabtu (8/1).
Dikatakan, selama pandemi ini, tentu saja ada yang usahanya sempat berhenti secara berkala. Salah satu pilihan yang tepat adalah KUR, yang paling diminati oleh para pelaku UMKM.
Saat ini KUR juga mengalami transformasi dengan perluasan plafon, penambahan plafon, juga kemudian lebih banyak alokasi untuk usaha-usaha yang sifatnya produktif dan mendukung sector unggulan dan potensial di masing-masing daerah atau wilayah.
Lanjut Eko, hasil survei KUR yang dilaksanakan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka monitoring dan evaluasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Semester II 2021, menjelaskan bahwa mayoritas responden (UMKM) merasakan puas terhadap program KUR dengan alasan utama bunga yang rendah.
“Jadi, responden juga berharap program KUR tetap dilanjutkan karena membantu permodalan usaha masyarakat,” ucapnya.
Eko menambahkan, hingga dengan semester II 2021, penyaluran KUR di Provinsi Sultra telah tumbuh 23,71 persen dari semester I tahun 2021, Bank penyalur KUR telah menyalurkan sebesar Rp3.412.331.425.580,- dengan jumlah debitur sebesar 84.523.
“Kemudian, bidang usaha yang paling banyak memanfaatkan penggunaan KUR yaitu perdagangan besar dan eceran dengan jumlah debitur 34.385 dan jumlah pinjaman sebesar Rp1.605.378.745.977,00, serta bidang usaha pertanian, perburuan dan kehutanan dengan jumlah debitur 26.701 debitur dan jumlah pinjaman sebesar Rp909.129.773.119,” tandasnya. (cr4)