Salah satu filem terkenal yang berkisah tentang bajak laut.
KENDARI, BKK- Bajak laut yang merompak kapal tongkang minyak (self- propelled oil barge/SPOB) Graha 21 di Perairan Morosi Kabupaten Konawe masih misterius. Polisi belum berhasil menguak kasus ini. Perompakan tersebut terjadi pada Kamis (6/1) lalu sekitar pukul 21.30 Wita.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Ferry Walintukan mengatakan, Selasa (11/1), Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolair) masih melakukan penyelidikan.
“Sementara ditangani Polair. Pelaku masih lidik,” terang
Terpisah, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Patroli Polisi Air dan Udara (Polairud) Komisaris Polisi (Kompol) Wahyu Adi Waluyo SIK menuturkan, kapal yang yang dirompak tersebut berlabuh jangkar atau kapal terapung tanpa bergerak di Perairan Morosi Kabupaten Konawe.
Kata dia, kapal tersebut berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel) memuat solar untuk didistribusikan kepada customer di wilayah perairan tersebut.
Diketahui, kapal sudah berada sekitar 5 hari di perairan tersebut, muatan solar sudah tidak terlalu full.
“Kita tidak mendalami aktivitas mereka. Kita mendalami perompakan,” ujar Wahyu melalui sambungan telepon, Selasa (11/1).
“Terkait pengembangan (dugaan aktivitas kapal tidak diketahui petugas setempat), nanti kita kembangkan lagi. Untuk sementara ke pelaku perompaknya,” tambahnya.
“Untuk ciri-ciri pelaku, sarana yang digunakan pelaku, sementara kita belum bisa bilang,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, pascakejadian tersebut, patroli di sekitar lokasi ditingkatkan oleh petugas.
“Empat kapal patroli milik Polair bergantian melakukan patroli. Kita fokuskan di daerah itu,” jelasnya.
Sebelumnya, sebanyak 6 bajak laut dengan wajah tertutup menggunakan speed boat merompak kapal tersebut, Kamis (6/1) sekitar pukul 21.30 Wita.
Empat perompak naik ke kapal membawa senjata tajam (sajam) yakni golok, samurai, dan celurit. Sementara 2 lainnya stand by di speed boat sambil berputar-putar mengelilingi kapal dan mengamati situasi.
Para perompak sempat mengumpulkan seluruh anak buah kapal (ABK) SPOB Graha yang berjumlah 8 orang, diikat dengan tali plastik yang disiapkan oleh mereka.
Dalam perjalanan, perompak menutupi identitas kapal SPOB Graha 21 dengan cara mengecat nama kapal.
Pada hari Jumat (7/1) sekira pukul 02.45 Wita, kapal berhenti dan mengapung, para ABK yang mengemudikan kapal disekap kembali.
Selanjutnya para perompak mengambil barang-barang berharga milik kapal dan ABK. Saat para perompak meninggalkan kapal, nahkoda mengarahkan kapal menuju ke Perairan Morosi dan berlabuh jangkar kembali.
Sekitar pukul 07.00 Wita, saat berlabuh jangkar, nahkoda kapal ABK kapal lain untuk melaporkan kejadian tersebut.
Dalam kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa. Hanya saja barang-barang milik ABK diambil yakni 12 unit HP berbagai merek, GPS Merk Furuno 1 unit, HT Merk Samyung dan ICOM 4 unit, laptop 1 unit, teropong kapal 1 buah, jam tangan 3 buah, uang Rp2 juta, ayam Thailand 1 ekor dan 5 unit power bank Hp. (cr2/iis)