Aris Mego
TIRAWUTA, BKK- Kabupaten Kolaka Timur saat ini sedang menghadapi persoalan berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Bupati Kolaka Timur (Koltim) Andi Merya Nu yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Kolaka Timur menggantikan bupati sebelumnya, Samsul Bahri Madjid (SBM) yang berhenti karena meninggal dunia, terjaring OTT KPK pada Selasa 21 September 2021.
Setelah dilantiknya wakil bupati menjadi bupati sampai dengan ditangkapnya Andi Merya oleh KPK dan telah ditetapkan sebagai tersangka, sampai saat ini masih terjadi kekosongan jabatan wakil bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Hal ini jelas berdampak pada ketidakefektifan penyelenggaraan roda pemerintahan dan tidak maksimalnya percepatan pembangunan di daerah tersebut.
Hingga hari ini pemilihan calon Wakil Bupati Kolaka Timur (Koltim) terus berproses di DPRD. Dewan telah membentuk panitia pemilihan (panlih) pada Desember 2021 lalu.
Kabar teranyar, Wakil Bupati Koltim bakal dipilih pada Maret atau April 2022. Dalam pemilihan nanti, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sultra, sepakat mengusung satu nama yakni Hj Diana Massi yang sejatinya telah mendapat dukungan lebih awal dari Andi Merya untuk menjadi wakil bupati (wabup), namun kini ia mendapat perlawanan dari beberapa nama besar yang sudah dikenal dan didukung sebagian masyarakat.
Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai PDIP Kabupaten Kolaka Timur Aris Mego mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dan koleganya untuk senantiasa untuk menahan diri dan tidak terprovokasi serta menjaga kamtibmas.
“Andaikan ke depannya nanti ada calon yang berasal dari institusi Polri nonaktif, agar senantiasa berlaku netral. Karena dengan berlaku netral itu insya Allah kamtibmas di Kolaka Timur ini akan terjaga dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, Aris juga menanggapi sejumlah baliho kian bermunculan terpampang di beberapa ruas jalan di Kolaka Timur. (*/iis)