Jefri.
WANGGUDU, BKK – Persatuan Pemuda Pemerhati Daerah (P3D) Konawe Utara (Konut) menilai, kehadiran KSO MTT sebagai Join Operasional PT Antam Konut mulai memberikan dampak positif bagi masyarakat lingkar tambang.
“Yah, selama ini saya menilai kehadiran KSO MTT sudah banyak dampak positif mulai dari memberikan suport kepada masyarakat lingkar tambang. Dalam hal ini bidang olahraga dan kesenian. Bahkan yang sangat saya apresiasi menghidupkan kembali rumah ibadah atau masjid di wilayah lingkar tambang dengan kegiatan pengajian,” ujar Ketua P3D Konut Jefri, Minggu (6/2).
Kerja Sama Operasional (KSO) Desa Mandiodo, Tapuemea, Tapunggaya (MTT) Konut, kata Jefri, juga telah memberi ruang atau bersinergi dengan para pengusaha lokal. Guna bersama-sama bagaimana melakukan aktivitas pertambangan yang baik dan benar sesuai aturan yang berlaku. Hal itu, menurutnya, bentuk apresiasi KSO MTT kepada para pengusaha Lokal.
“Apalagi setahu kami KSO MTT ini baru berapa bulan menginjakan kaki di Blok Mandiodo. Namun sudah banyak masyarakat lingkar tambang yang merasakan dampak positifnya. Apalagi jika KSO MTT sudah berjalan normal, perekrutan tenaga kerja lokal akan dilakukan, dan itu kewajiban mereka,” ujarnya.
Terkait hal itu, Ketua P3D Konut ini menyatakan mendukung kehadiran KSO MTT di Blok Mandiodo Kecamatan Molawe sebagai join operasional PT Antam Konut.
Jefri juga mengajak seluruh perusahaan di Konut untuk mengikuti cara KSO MTT dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, sesuai aturan dan mekanisme undang-undang pertambangan.
Dia bercerita, sejak status tumpang tindih IUP antara PT Antam dan 11 perusahaan swasta, carut marut aktivitas di Blok Mandiodo menuai banyak sorotan. Mulai dari aktivitas di dalam kawasan hutan tanpa mekanisme Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), sampai dengan aktivitas pertambangan tanpa melakukan reklamasi pascatambang dan tidak memperhatikan lingkungan pertambangan.
“Aktivitas Pertambangan di Blok Mandiodo kini sudah menemukan kejelasan terkait PT Antam Tbk (BUMN) yang memenangkan status quo dengan 11 IUP Swasta,” tutup Jefri. (vel/nir)
