Subkoordinator KIP Kuliah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan RI, Dr Muni Ika menjelaskan, beberapa persyaratan untuk mahasiswa calon penerima bantuan pendidikan dari pemerintah.
KOLAKA, BKK – Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka mulai melakukan sosialisasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di empat kabupaten, yakni Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, dan Kabupaten Bombana yang dilaksanakan secara terpusat di Gedung Auditorium Kampus Sabtu (19/3).
Pertemuan yang dilaksanakan di kampus Merah Marun tersebut, turut melahirkan Nota Kesepahaman (MoU) antara semua program studi di PTNB USN Kolaka dengan para kepala SMA di empat kabupaten tersebut.
Subkoordinator KIP Kuliah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan RI, Dr Muni Ika menjelaskan, beberapa persyaratan untuk mahasiswa calon penerima bantuan pendidikan dari pemerintah di antaranya calon penerima harus masuk dalam kategori miskin atau rentan miskin.
Kedua, kata Dr Muni, calon penerima menyiapkan Kartu Indonesia Pintar dari sekolah asal, kalaupun tidak calon penerima minimal masuk dalam Program Keluarga Harapan atau PKH.
“Kalaupun tidak, orang tuanya mungkin penerima PKH yang dibuktikan dengan KKS atau Kartu Keluarga Sejahtera atau tidak, nanti kita cek di Data Terpadu Keluarga Sejahtera (DTKS), apakah dia terdata atau tidak. Kalau dia terdata berarti dia masuk kategori miskin,” kata Muni saat diwawancarai usai Kegiatan Sosialisasi KIP Kuliah.
Misalnya ternyata belun terdata, Dr Muni mengatakan, masih ada cara lain agar mahasiswa bisa menerima bantuan pendidikan dari pemerintah yakni melihat dari jumlah pendapatan orang tua atau pendapatan rata-rata anggota keluarganya.
“Penghasilan orang tuanya tidak boleh lebih dari 4 juta sebulan, atau kalau dirata-ratakan dari anggota keluarga tidak boleh lebih dari 750 ribu, ini kenapa, kami ingin akomodir, kita ingin memastikan jangan sampai ada anak-anak yang rumahnya reot beralaskan hanya tanah lantainya dan belum terdata KIP, atau PKH, kita pake penghasilan orang tua itu,” ungkapnya.
Meski begitu, ia memberikan catatan bagi penerima beasiswa atau KIP Kuliah, yakni mahasiswa penerima bantuan pendidikan tersebut harus berprestasi dan memenuhi standar minimum Indeks Prestasi (IP) setiap semesternya.
“Kita berharap tidak ada lagi anak-anak miskin yang tidak kuliah, jadi anak-anak yang merasa keluarganya tidak mampu jangan ragu, tapi tentunya harus punya prestasi ya karena harus mengikuti seleksi di perguruan tinggi kan, baik seleksi SBMPTN, SNMPTN, maupun mandiri,” imbuhnya.
Di tempat yang sama Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof Ruslin Hadanu mengatakan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka menargetkan jumlah penerima KIP Kuliah tahun ini bisa meningkat, kalau tahun lalu di angka 543 orang, tahun ini diharapkan bisa naik menjadi 600 hingga 700 mahasiswa.
“Sehingga kita taken MoU terhadap beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Bombana, Koltim, Kolaka, dan Kolut.
Kerja sama ini antara program studi, jadi jika ada siswa tidak mampu kuliah, jauh hari sudah diberikan datanya ke pihak kampus, sehingga pihak kampus mengompilasi data itu, sehingga bisa diusulkan untuk mendapatkan bidikmisi,” katanya.
Tak hanya di Kolaka Raya dan Kabupaten Bombana, kata Prof Ruslin, pihak Civitas Akademika USN Kolaka juga akan sosialisasi ke daerah-daerah kepulauan yang ada di Sultra.
“Untuk Kabupaten di daerah kepulauan kami rencanakan di bulan Mei setelah bulan puasa, ini Kabupaten Raha, Muna,
Mubar, Buton Tengah, Busel, Kota Baubau, Buton, dan Butur,” ungkapnya. (cr5)