KENDARI, BKK- Sebagai upaya mensukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi dan Prodi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) berkolaborasi menggelar Lokakarya Kurikulum secara online dan offline, Jumat (1/4).
Hadirkan pemateri dari Dewan Pers RI, Priyambodo RH; Tenaga Ahli Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Dr Dadang Rahmad SH SSos MSi; Tenaga Ahli Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Dr Muhammad Sulhan SIp MSi. Dan melibatkan para Stakeholder ke 2 Prodi, pengguna lulusan, alumni dan mahasiswa.
Saat ditemui, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UHO, Sumadi Dilla S.Sos M.Si mengatakan, lokakarya kurikulum ini dalam rangka menyempurnakan kurikulum berbasis MBKM. Apalagi, berdasarkan surat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bahwa Perguruan Tinggi (PT) khususnya Prodi harus merancang kurikulum berbasis kolaborasi antar lembaga dengan memperhatikan perkembangan zaman termasuk teknologi, informasi, dan komunikasi.
Kolaborasi tersebut, kata dia, memanfaatkan segala sumber daya sehingga dapat menghadirkan kurikulum Mata Kuliah (Makul) bagi pembelajaran mahasiswa. Ketika mereka telah menyelesaikan studi di Prodi tersebut bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
“Apalagi di era sekarang ini digital virtual sudah menjadi keniscayaan di masyarakat, sehingga kita betul- betul mengarah kesana dengan pelibatan masyarakat, dunia industri, industri media, industri jasa, itu harus sudah disiapkan oleh Prodi,” ujarnya.
Ia menuturkan, setelah lokakarya ini Prodi Ilmu Komunikasi dan Prodi Jurnalistik akan hasilkan sebuah panduan pelaksanaan kurikulum, sehingga dapat diimplementasikan oleh seluruh dosen di Prodi masing- masing. Di panduan itu sudah ada yang mengatur tentang teknis dan substansi muatan kurikulum yang dirancang dalam lokakarya ini.
Jadi perbedaan kurikulum yang lalu dan sekarang, sebut dia, yang sekarang lebih flexibel, terbuka, dan beragam cara mahasiswa itu belajar. Kemudian, keterbukaan mahasiswa mendapatkan sumber belajar, ruang belajar, dan pengalamannya yang tidak didapat di kampus sebelumnya dari kurikulum lama.
“Sekarang ini kurikulumnya sudah dikolaborasikan, jadi teknis kuliahnya itu nanti ada yang Classroom, kuliah lapang atau belajar di masyarakat langsung. Apakah di industri atau non industri, termasuk di pemerintahan dan non pemerintahan,” ucapnya.
Tidak dipungkiri, beber dia, kurikulum yang lama dan baru yang diajarkan di kampus kadang belum sinkron dengan perkembangan zaman. Makanya dengan lokakarya kurikulum ini dapat didesain untuk mendukung dan mengarah ke perkuliahan yang lebih fleksibel.
Perkuliahannya, ditata kembali dengan materi yang lebih disempurnakan termasuk metode pembelajaran dosen. Jadi tidak selalu di ruang perkuliahan, sehingga lebih mendekatkan dan tidak terpisah dengan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Prodi Jurnalistik FISIP UHO, Marsia Sumule S.Sos M.I.Kom menambahkan, lokakarya ini merupakan sebuah proses dalam kegiatan akademik di Prodi Jurnalistik. Dimana, setiap 4 tahun dilakukan revisi kurikulum yang menjadi bagian dari pada kompetensi lulusan.
“Nah memang kegiatan ini dilaksanakan setiap 4 tahun sekali, dan itu memang bertujuan untuk kembali melihat dari masa ke masa cocoknya kurikulum mana yang akan diterapkan kepada mahasiswa Jurnalistik. Tentunya, mengikuti dengan perkembangan zaman, untuk sekarang kan kita giat- giatnya dengan media digital sehingga kurikulum jurnalistik bisa dikomparasi dengan media digital,” tuturnya.
Ia berharap, kurikulum terbaru dari Prodi Jurnalistik dan Prodi Ilmu Komunikasi ini dapat mengikuti perkembangan teknologi, informasi, khususnya media teknologi dalam rangka menciptakan lulusan yang memiliki keterampilan dan keahlian. Sehingga bisa memenuhi standar pasar kerja industri dari industri media. (din)