KENDARI, BKK – Claro Wedding Festival (CWF) 2022 resmi dibuka Wakil Wali Kota Kendari yang diwakili Sekertaris Dinas Pariwisata Kota Kendari. Mengangkat tema budaya Minangkabau, kegiatan tersebut berlangsung pada 14 hingga 17 April 2022 di Lobby area Claro Hotel Kendari.
General Manager Claro Hotel Kendari Syahril Ramadhan mengungkapkan, kegiatan ini seharusnya dilaksanakan Februari 2022, tetapi karena adanya PPKM sehingga baru dapat dilaksanakan April ini dan bertepatan Ramadan. Meski begitu, pihaknya melihat antusias masyarakat yang hadir di CWF cukup tinggi.
“Jadi, kegiatan sebelum dengan konsep wedding expo merupakan kali keenam dilakukan. Namun dengan konsep CWF bekerja sama Art.PRO The Organizer merupakan kali kedua dilaksanakan,” ujarnya saat ditemui di Claro, Kamis (14/4) malam
Pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah agar menekan laju pertumbuhan Covid-19 di Kendari.
“Jadi, kami tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat, yakni jaga jarak, penggunaan masker, bahkan kita juga menyediakan hand sanitizer,” ucapnya.
Dia berharap, kegiatan CWF terus berlanjut hingga tahun berikutnya, mengingat Kendari semakin dinamis dan terus berkembang sehingga kebutuhan untuk konsep desain pernikahan menjadi lebih tinggi.
“Kebutuhan pernikahan di Kendari itu sangat besar, bisa dianggap setara dengan kota lainnya yang ada di Indonesia. Kami melihat begitu besar animo masyarakat untuk melangsungkan pernikahan di Claro,” ujarnya
Lanjut Syahrir, melalui kegiatan CWF, pihaknya bermaksud untuk memanjakan para calon pengantin dengan promo spesial. Promo yang ditawarkan bervariasi, mulai dari harga Rp23 juta untuk 200 orang, dengan potongan harga dari Rp2 juta hingga Rp5 juta.
Dia mengatakan, tujuan CWF juga untuk meningkatkan etnis yang ada di Nusantara khususnya di Sulawesi Tenggara. Jika sebelumnya, CWF mengangkat etnis Tolaki, kali ini pihaknya beralih ke Minangkabau. Ke depan akan mengangkat etnis lokal sehingga mampu memperkenalkan budaya lokal Sultra ke masyarakat.
Sementara itu, Panitia CWF 2022, Fitra, sekaligus mewakili Art PRO The Organizer mengatakan, Indonesia memiliki beragam suku dan budaya. Melalui CWF ini, pihaknya berupaya meningkatkan dan mendorong etnis-etnis tersebut agar bisa dikenal lebih luas.
“Kenapa Minangkabau? Jika mengikuti trend saat ini, etnis Minangkabau sedang menjadi trend setter dalam hal pakaian adat saat acara pernikahan terutama di kalangan artis seperti di pernikahan Atta-Aurel,” imbuhnya.
Sebelumnya, CWF 2021 pihaknya menggunakan tema etnis Tolaki. Sekarang Minangkabau, dengan kata lain bergantian atau di rolling. Tidak itu saja, pihaknya juga menampilkan pakaian adat modern dari lima etnis yang ada di Sultra di acara fashion show. Untuk diketahui baju tersebut didesain oleh desainer lokal Sultra.
“Dalam memeriahkan CWF ini, kami juga mengadakan lomba fashion show, dance cover, lomba mewarnai, baca puisi, kelas make up dan talkshow,” tandasnya. (cr4/ada)