KENDARI, BKK- Pemerintah Kota (Pemkot) telah menyetujui pembangunan megaindustri pengolahan nikel yang berlokasi di Kecamatan Abeli. Kawasan industri ini disebut akan menyerap puluhan ribu tenaga kerja.
Pembangunan kawasan industri ini diinisiasi PT Kendari Kawasan Industri Terpadu (KKIT) bekerja sama dengan China Construction Third Engineering Bureau Group Co.Lt. Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman berlangsung pada Sabtu (16/4).
“Dalam MoU, kita mensyaratkan agar memprioritaskan warga Kendari dan Sultra untuk menjadi karyawan. Paling tidak, minimal 70% karyawan adalah warga Kota Kendari dan warga Sultra,” ujar Wali Kota Kendari Sulkarnain kepada sejumlah awak media usai penandatanganan MoU.
Syarat lain, sambung dia, jika ada tenaga kerja asing (TKA), misalkan dari Cina maka diutamakan yang beragama Islam.
“Supaya dia (TKA) interaksinya baik dengan masyarakat di sini (Sultra),” kata Sulkarnain.
Selai itu, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Kota Kendari masuk sebagai pemegang saham di kawasan industri tersebut.
“Dengan ikut bergabungnya Perumda Kota Kendari sebagai pemegang saham, juga tentunya akan terlibat dalam proses operasionalnya. Dalam hal ini perekrutan tenaga kerja lokal,” katanya.
Sulkarnai mengatakan, pembangunan kawasan industri di Kendari sudah melalui kajian panjang. Sekaligus merespons program pemerintah pusat dalam melakukan hilirisasi.
Dikatakan, kawasan industri tersebut nantinya diharapkan bisa mengelola nikel yang tersebar di berbagai daerah di Sultra untuk dijadikan baterai.
“Sehingga, nikel yang ada tidak dikirim mentah ke luar, supaya bisa dapat nilai tambah,” tuturnya.
Komisaris Utama PT KKIT Hery Asiku mengatakan, kawasan industri ini akan melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Kesempatan kerja sebanyak 95.810 orang dari berbagai keahlian. Dengan demikian kawasan ini akan berdampak pada bangkitnya ekonomi yang sangat signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah,” ujarnya.
Hery menyebut, berdasarkan studi kelayakan, kawasan industri ini akan memberikan kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebesar Rp2,4 triliun.
Pembangunan kawasan industri dimulai tahun ini di Wilayah Kecamatan Abeli Kota Kendari, dengan luas pada tahap 400 hektare (ha) dari total 1.700 ha.
Hery memastikan, pabrik akan dibangun dengan teknologi ramah lingkungan. Memngingat, letaknya persis di tengah Kota Kendari.
“Kira-kira 2-3 bulan ke depan untuk groundbreaking (peletakan batu pertama),” katanya.
Hery mengaku, masih ada beberapa izin dari pusat yang harus dilengkapai. Pihaknya juga menginginkan agar indsutri ini menjadi proyek strategis nasional.
Dibeberkan, pada tahap pertama untuk tahap konstruksi pabrik, pihaknya memberikan investasi saham sebesar 1 Miliar US Dollar. Dengan fokus hirilisasi bubuk nikel mangan dan sulfat, sebagai bahan baku untuk baterai. Bisa juga untuk alat-alat penyimpanan rumah tangga dan alat berat.
“Namun tidak menutup kemungkinan ke depannya juga akan ada industri pertanian dan perikanan,” pungkas Hery. (cr1/man)