RAHA, BKK – Sejumlah masyarakat Kabupaten Buton Utara (Butur) yang tergabung dalam Forum Pemerhati Pembangunan Buton Utara (FPPBU) yang dikomandoi Sudin Linsowu, Senin (18/4), menggekar aksi unjuk rasa di Kantor Kejari Muna.
Dalam orasinya, Sudin Linsowu meminta agar Kejaksaan Negeri (Kejari) Muna mengusut tuntas kasus pembangunan irigasi di Desa Lambale Butur, yang materialnya disanyalir mengugunakan batu kapur dan bukan batu gunung.
“Kami percaya jaksa sudah turun pekan lalu ke Desa Lambele memeriksa proyek ini. Kata pihak kontraktor mereka sudah perbaiki hal ini. Tapi mana bukti perbaikannya, mana fotonya. Terindikasi proyek ini gunakan batu kapur bukan batu gunung. Mereka ambil itu material batu kapur di Desa Landau. Proyek ini dikerjakan tidak sesuai bestek,” teriak Sudin Linsowu dalam orasinya.
Katanya, pembangunan proyek irigasi ini tahap III di 2021 menelan anggaran Rp10.126.700 yang bersumber dari DAU tahun 2021.
“Kontraktor yang kerja proyek irigasi tahap III ini adalah PT Fatdeco Tama Jaya. Hasil investigasi kami di lapangan, material yang digunakan terindikasi batu kapur, agar banyak untung. Padahal dalam bestek harus pakai batu gunung. Kalau Kejari Muna tidak mengusut tuntas kasus ini, kami akan turun demo besar-besaran di Kejari Muna,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) pidana khusus (pidsus) Kejari Muna Sahrir SH MH mengatakan, bahwa proyek ini masih tahap pemeliharaan.
“Tidak mungkin kami mau robohkan semua bangunan yang ada. Apalagi masih ada anggaran pemeliharaan 5%. Sayangnya, saat kami ke lokasi, kamu (pendemo) tidak ada di lokasi. Padahal kalau punya bukti yang kuat harusnya tunjukan mana bangunan yang menggunakan batu kapur, agar kami betel untuk dijadikan sampel,” katanya.
Tapi, lanjutnya, pihaknya BPK RI sudah mengambil sampelnya.
“Dan jika nanti terbukti memang proyek ini menggunakan batu kapur, dan sudah naik kepenyidikan akan saya robohkan semuanya. Jangankan irigasi, gedung pun saya jebol kalau penyidikan,” kata Kasi Pidsus Kejari Muna ini. (tri/nir)