RAHA, BKK – Sejumlah wilayah di Indonesia seperti Aceh dan sejumlah daerah di pulau Jawa memang sudah ada hewan ternak seperti Sapi yang terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Namun untuk di Kabupaten Muna, hingga saat ini belum ditemukan penyakit hewan PMK ini. Penyakit hewan ini dikenal juga nama Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus.
Hal ini disampaikan Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Muna Syarif Are pada koran ini, kemarin. Katanya, penyakit PMK pada hewan dapat menyebar dengan sangat cepat, mengikuti arus transportasi daging dan ternak yang terinfeksi.
“Penyebabnya melalui virus tipe A dari family Picornaviridae, Genus Apthovirus dengan masa inkubasi 2 sampai 14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit). Adapun hewan yang rentan tertular adalah sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba, dan babi,” ujarnya.
Dikatakan, cara penularannya melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan penderita (droplet, leleran hidung, serpihan kulit).
Dia pun menegaskan, bahwa penyakit PMK yang menyerang hewan ternak ini sangat berbahaya dan menjadi permasalahan nasional yang wajib diwaspadai.
Makanya untuk mencegah penularan virus tersebut, pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan sosialisasi ke kelompok peternak hewan.
“Ciri-ciri hewan ternak jika terserang penyakit PMK ini jika kaki hewan terkelupas dan lidah bisul-bisul. Ini virus, dan sampai sekarang belum ada obatnya. Namun yang bisa dilakukan hanya pencegahan. Khusus di Muna belum ditemukan kasus PMK ini, dan kita berharap tidak ada,” pungkasnya. (tri/nir)