KENDARI, BKK- PT Pertamina (Persero) tengah memastikan pemerataan energi berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat hingga ke pelosok atau daerah terluar, terpencil, dan tertinggal.
Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Agus Dwi Jatmoko mengatakan, mekanisme pengusulan daerah untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) 1 harga dan outlet elpiji melalui program one village one outlet (OVOO) atau 1 desa 1 pangakalan, dilakukan secara berjenjang melalui pemerintah daerah kepada kementerian ESDM. Setelah ditetapkan titiknya maka menjadi tugas Pertamina untuk meninjau kelayakan lokasi dan jalur transportasi yang memungkinkan.
“Untuk dapat mencapai titik 3T (terluar, terpencil, dan tertinggal), Pertamina Patra Niaga menyalurkan melalui multi moda transportasi darat, laut, dan udara, juga turut bekerja sama dengan semua stakeholder yang memungkinkan,” ungkapnya, Selasa (7/6).
Agus emngakui, pendistribusian BBM dan elpiji kadang mengalami kendala di jalan, seperti cuaca dan medan yang sulit untuk ditembus. Namun, itu sudah menjadi bagian dari tugas Pertamina.
Disebutkan, di Sulawesi sendiri terdapat 32 titik BBM 1 harga. Tmeliputi Sulawesi Utara (Sulut) 8 titik, Gorontalo 3 titik, Sulawesi Tengah (Sulteng) 13 titik, Sulawesi Selatan (Sulsel) 4 titik, dan Sulawesi Tenggara (Sultra) 4 titik. Sedangkan untuk OVOO, hanya tersisa 13 desa di Sulawesi yang belum terjamah pangkalan elpiji.
Agus menuturkan, jumlah lembaga penyalur BBM 1 harga dan outlet elpiji yang terus meningkat merupakan komitmen Pertamina Patra Niaga dalam mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.
“Kami akan terus memastikan distribusi dan ketersediaan pasokan bahan bakar ke SPBU. BBM 1 harga dan elpiji berjalan dengan lancar, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat kualitas,” pungkasnya. (cr4/man)