KENDARI, BKK- Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi nontunai di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada triwulan I/2022 sebesar Rp7,13 atau menurun 17,33% bila dibandingkan dengan triwulan IV/2021 yang mencapai Rp8,63 triliun.
“Penurunan transaksi nontunai sesuai siklus ekonomi tahunan, di mana pada triwulan 1 2022 ini masyarakat lebih cenderung menghemat setelah hari besar keagamaan nasional yaitu natal dan tahun baru di triwulan IV 2021,” terang Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra Aryo Wibowo T Prasetyo, Sabtu (25/6).
Dibeberkan, jumlah usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM) yang menggunaan QRIS Quick Response Code Indonesian Standard) di Sultra pada triwulan I Maret tahun 2022 mencapai 82.336. Hingga April 2022, sebanyak 83.222 merchant di Sultra telah menggunakan metode pembayaran digital QRIS.
Aryo menuturkan, pihaknya terus mendorong akselerasi transformasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital, antara lain melalui transaksi keuangan digital atau nontunai.
“Per April 2022 jumlah UMKM yang menggunakan QRIS sebanyak 83.222 atau meningkat 85,55%,” katanya.
Aryo bilang, penyebaran merchant QRIS tersebar di 17 kabupaten/kota, dengan pangsa persebaran pengguna QRIS masih didominasi Kota Kendari 49,24%, Kota Baubau 10,57%, dan Kabupaten Kolaka 10,42%.
“Kami memastikan target BI secara keseluruhan di seluruh Indonesia dalam implementasi QRIS pada 2022 yaitu menambah pengguna dan meningkatkan transaksi QRIS yaitu 15 juta pengguna baru. Untuk total target pengguna baru QRIS di Sultra 2022 sebanyak 84.000 pengguna,” tuntasnya. (cr4/man)