KENDARI, BKK – Kantor wilayah (Kanwil) Direktoral Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat capaian Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Semester I Tahun 2022 semakin membaik.
Plt. Kepala Kanwil DJPb Sultra Syaiful mengatakan kinerja pendapatan APBN mengalami peningkatan sebesar 8,36% (YoY), sedangkan belanja pemerintah pusat mengalami kontraksi sebesar 18,35% dibanding semester pertama tahun 2021 (YoY). Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mengalami kontraksi sebesar 0,82% dibanding periode yang sama tahun 2021.
“Diharapkan, kinerja APBN dan APBD pada semester II akan membaik untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Sultra,” ungkapnya, Kamis (21/7).
Dijelaskan, pada bulan Juni 2022 Sultra mengalami deflasi sebesar 0,24%, di mana kontribusi terbesarnya berasal dari sektor makanan, minuman, dan tembakau serta sektor transportasi.
“Deflasi tersebut disebabkan oleh tren penurunan permintaan di kedua sektor tersebut khususnya pasca bulan Ramadan dan Idul Fitri,” ucapnya.
Syaiful menuturkan, neraca perdagangan bulan Juni 2022 mencatatkan surplus sebesar US$200,47 juta, meskipun di periode yang sama terjadi peningkatan nilai impor sebesar 39,39%.
Saat ini, lanjut Syaiful situasi global sedang menghadapi inflasi masif yang berdampak pada kenaikan harga komoditas. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah telah dan terus melaksanakan berbagai kebijakan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi barang kepada masyarakat. Salah satunya adalah anggaran untuk memperlancar distribusi perdagangan dan logistik sebesar Rp43,56 miliar yang disalurkan melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.
“Meskipun pandemi belum usai, pelonggaran kebijakan terkait aktivitas masyarakat memberikan pengaruh positif. Mobilitas masyarakat baik di tempat-tempat umum maupun jumlah penumpang angkutan udara mengalami peningkatan sepanjang kuartal pertama dan kedua tahun 2022,” ujarnya.
Kemudian Ia menambahkan, dalam rangka mengurangi dampak pandemi, pemerintah juga masih melanjutkan berbagai program penebalan perlindungan sosial. Penyaluran PC-PEN sektor perlindungan masyarakat sampai Juni 2022 terealisasi Rp809,4 miliar.
Selain itu, terdapat juga program PKH, BLT Sembako, BLT Dana Desa, BLT minyak goreng, insentif terhadap tenaga kesehatan, serta bantuan untuk klaim pasien.
“Pemulihan ekonomi Sultra terus berlanjut, didukung oleh kinerja ekspor yang menguat sebagai backbone pertumbuhan ekonomi,” cetusnya.
Hingga saat ini, pemerintah melalui APBN tetap melanjutkan program PC-PEN melalui anggaran K/L dan TKDD untuk memperkuat perlindungan sosial dan daya beli masyarakat di tengah ancaman inflasi dan kenaikan harga komoditas pangan global, sehingga dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Sultra.
‘Kenaikan harga komoditas di tingkat global, selain memberi pengaruh positif terhadap penerimaan negara, juga berpotensi meningkatkan belanja negara, khususnya belanja subsidi. Dengan demikian, APBN tetap harus bekerja keras sebagai shock absorber dalam mengantisipasi berbagai gejolak dan tekanan global yang dapat berdampak pada perekonomian, khususnya di Sultra,” tandasnya. (cr4)