KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat bahwa presentase ekspor di Sultra pada Juni 2022 mengalami penurunan drastis di angka 28,38%.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti menjelaskan, nilai ekspor Sultra pada Juni 2022 tercatat US$ 485,70 juta. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 28,38% jika dibandingkan dengan Mei 2022 sebesar US$ 678,17 juta. Sedangkan jika dibandingkan dengan Juni 2021, ekspor Sultra meningkat 0,87% dengan nilai ekspor US$ 481,51 juta.
Sementara volume ekspor Juni 2022, aku Agnes, tercatat 206,04 ribu ton atau turun sebesar 21,54% dibanding Mei 2022 yang tercatat 262,61 ribu ton.
“Untuk tren nilai ekspor tiga tahun terakhir sejak 2020, 2021 dan 2022, perkembangan ekspor kita bagus, dengan volume ekspor semakin membaik setiap tahunnya,” ungkap Agnes.
Agnes menuturkan, data ekspor menurut sektor usaha sebagaian besar didominasi sektor industri pengolahan dengan nilai ekspor US$ 485,66 juta atau 99,93% dari total ekspor Sultra. Sedangkan ekspor di sektor pertanian tercatat sebesar US$ 0,04 juta dengan share sebesar 0,07%.
“Jika kita melihat ekspor bidang pertanian di Juni mengalami kenaikan 67,28% dibandingkan Mei 2022. Sedangkan jika dibandingkan dengan data ekspor Juni di 2021 mengalami kenaikan 75%,” ucapnya.
Agnes menambahkan, golongan barang yang mendominasi ekspor pada Juni 2022 yaitu besi dan baja, ikan dan udang, daging dan ikan olahan. Untuk nilai ekspor besi dan baja yaitu US$ 481,67 juta atau 99,16% dari total nilai ekspor. Sedangkan ikan dan udang dalam bentuk ikan filet beku sebesar US$ 3,69 juta dengan nilai 0,76% dari total ekspor.
“Kemudian untuk pangsa pasar tujuan utama negara ekspor yaitu 99,16 di ekspor ke Tiongkok, India, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat,” tutupnya. (cr4/ada)