Kendari, BKK- Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri mengaku ikut melirik tokoh Indonesia Timur untuk didorong maju pada Pemilihan Presiden 2024.
Hal itu disampaikan Salim menjawab pertanyaan wartawan soal peluang tokoh Indonesia Timur di Pilpres 2024.
“Ini lirik-melirik sudah luar biasa, tentu kita upayakan, salah satu tujuan kita ke sini untuk melirik (tokoh Indonesia Timur),” kata Salim di Makassar Senin (8/8).
Namun Salim belum mau menyebut nama siapa-siapa saja tokoh Indonesia Timur dimaksud.
“Komunikasi dengan tokoh dari timur sampai saat ini belum, tetapi tentu kita akan jajal,” katanya.
Ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold partai politik (parpol) atau gabungan parpol diharuskan mengantongi syarat 20% kursi DPR atau 25% suara sah nasional untuk bisa mengusung jagoannya.
“Pilpres kalau PKS tentu melakukan komunikasi dengan seluruh parpol dan kita juga mengupayakan judicial review di MK. Masih berjalan. Memang 20% tidak mudah, oleh karena itu PKS mengajukan itu. Antara 7-9%,” katanya.
Kader Sulawesi Dorong Salim dan Amran Sulaiman
Sebelumnya Ketua DPP PKS bidang Pembinaan Wilayah (BP) Sulawesi Surya Darma mendorong mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019 Andi Amran Sulaiman maju pemilihan presiden 2024..
Surya mengungkapkan, dorongan itu merupakan aspirasi mayoritas kader PKS se-Sulawesi.
Kader se-Sulawesi mendorong tokoh Indonesia Timur bersaing dalam kontestasi kepemiminan nasional. Amran dinilai sebagai salah satu tokoh representasi Indonesia Timur.
Selain nama Amran, kader PKS se-Sulawesi juga mendorong nama Salim Segaf Al-Jufri.
“Ya saya sudah bicara dengan hampir seluruh ketua DPW PKS se-Sulawesi tentang capres 2024 mendatang. Mereka menyebut dua nama Salim dan Andi Amran Sulaiman”, kata Surya kepada wartawan Rabu (6/7).
Saat ini Salim menjabat Ketua Majelis Syuro PKS ketua tertinggi dalam struktur PKS.
Sementara Andi Amran Sulaiman (AAS) mantan Menteri Pertanian dalam kabinet Jokowi-Jusuf Kalla 2014-2019.
Surya menjelaskan, Salim adalah sosok intelektual yang memiliki pengalaman di pemerintahan cukup lama.
Ia mencontohkan, Salim pernah di Dubes di Saudi Arabia dan Menteri Sosial di kabinet SBY 2009-2014.
Bagi Surya, Salim adalah guru panutan bagi PKS berlatar belakang ulama.
“Selain itu, Dr Salim punya pergaulan luas dan selalu mendorong jajarannya membuka komunikasi dengan seluruh anak bangsa lintas suku, agama, dan ras,” kata Surya.
“Secara pribadi, saya punya kedekatan dengan beliau karena saya mahasiswanya dari tahun 1986-1990 di Fakultas Syariah, LIPIA, Jakarta,” kata Surya.
Sementara Andi Amran Sulaiman, Surya menilai, founder Tiran Group itu sosok andal yang jejak pengalaman pemerintahannya berhiaskan keberhasilan.
“Indonesia mengalami swasembada pangan tahun 2016 sewaktu Andi Amran Sulaiman jadi Menteri Pertanian. Indonesia juga mencatat kenaikan nilai ekspor pertanian yang signifikan sebagai turunan dari kebijakan mekanisasi pertanian yang beliau terapkan secara massif sewaktu menjabat Mentan,” katanya.
Surya juga melihat Andi Amran Sulaiman sebagai model teladan anak bangsa yang gigih meraih masa depan hidupnya melalui kerja keras dan pendidikan.
“Andi Amran itu meski bangsawan bugis, tapi ia miskin secara ekonomi. Saya sudah mengenalnya ketika masih bekerja sebagai karyawan PTPN dan merintis usaha racun tikus yang kemudian mengantarkannya meraih penghargaan dari pemerintah pusat,” kata Surya. (adv)