KENDARI, BKK – Dosen Universitas Halu Oleo (UHO) bersama mahasiswa menggelar pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Berbasis Vegetasi Sekunder, Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pestisida Nabati, dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat Terintegrasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, bagi Kelompok Tani Sayuran di Kecamatan Poasia, Kota Kendari, bertempat di Aula Kecamatan Poasia, Kamis (11/8).
Mahasiswa KKN Tematik tersebut tersebar dari beberapa jurusan, diantaranya Agroteknologi, Proteksi Tanaman, Ilmu Tanah, Teknologi Pangan, Agribisnis dan Psikologi. Didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Ir. Rahayu M, MP (Ketua); dan Prof. Dr. Halim, S.P., M.P; Ir Azhar Ansi, M.P; Syamsul Alam Fyka, S.P., M.Si; Vit Neru Satrah, S.P., M.P., Muhammad Botek, S.P., M.P (Anggota).
Ketua DPL KKN Tematik UHO, Dr Rahayu M mengatakan, dengan adanya pelatihan ini bisa menambah wawasan para petani yang bermukim di daerah Poasia, terkait pembuatan Pupuk Organik Berbasis Vegetasi Sekunder, Pembuatan POC dan Pestisida Nabati.
Selain itu, sebagai sarana mahasiswa mengaplikasikan ilmu pengetahuannya yang didapat dari kampus melalui program pengabdian kepada masyarakat terintegrasi KKN Tematik 2022.
Dipilihnya Kecamatan Poasia sebagai lokasi pengabdian, tidak terlepas dari daerah ini mengembangkan tanaman sayur- sayuran dan mereka di bawah naungan kelompok tani. Apalagi daerah ini, sangat mudah diakses atau dijangkau,” ujarnya, Kamis (11/8).
Ia menuturkan, ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk organik, POC dan pestisida nabati ini banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Tapi memang para petani belum mengetahui tanda dan cara memanfaatkannya.
Ia berharap, pelatihan ini dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia dan petani dapat memanfaatkan vegetasi sekunder, sehingga hasilnya dapat membantu Mensejahterakan petani yang berada di lokasi pengabdian.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid), Perkebunan/ Hortikultura, Dinas Pertanian Kendari, Zulkarnaim S.P., M.P mengungkapkan, penggunaan pupuk anorganik (kimia) memang cepat terlihat pertumbuhan tanamannya, akan tetapi pupuk anorganik akan merusak tekstur tanah.
Sehingga, dengan pelatihan ini dapat menambah pengetahuan teman- teman kelompok tani tentang pemanfaatan vegetasi sekunder yang ada di sekitar rumah untuk dijadikan sebagai pupuk organik, POC dan pestisida nabati dalam menunjang usaha taninya.
“Kebanyakan petani itu taunya hanya membeli pupuk di toko dalam hal ini pupuk anorganik. Memang cepat kita melihat perubahan yang terjadi, tapi dampak negatifnya ada pada tanah dan kesehatan karena akan terakumulasi,” ucapnya.
Berdasarkan informasi tahun 2023 nanti, subsidi pupuk pemerintah akan dihapuskan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Sehingga dengan kebijakan itu, Dinas Pertanian Kendari mencoba mengarahkan petani beralih menggunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman sekaligus memperbaiki tekstur tanah.
Ketua Kelompok Sumber Tani Baru, Rohim Yunus mengapresiasi pelatihan yang digagas oleh dosen UHO bersama mahasiswa KKN Tematik. Semoga ilmu yang diberikan ini dapat diaplikasikan dengan baik dan menghasilkan produksi sayuran berlimpah dan berkualitas.
“Memang ada sebagian petani yang menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik. Tetapi pupuk organik ini ditunggu- tunggu petani, apalagi musim hujan seperti ini sangat baik di digunakan karena membuat pori- pori tanah terbuka,” pungkasnya. (din/nan)