KENDARI, BKK – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra menggelar pasar murah, Senin (22/8).
Pasar murah yang digelar di pelataran eks- MTQ Kota Kendari itu dilakukan untuk menekan inflasi dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Deputi Kepala KPwBI Sultra, Adik Afrinaldi mengungkapkan bahwa Kota Kendari merupakan daerah dengan inflasi tertinggi pada bulan Juli sebesar 2,27% sehingga pihaknya melakukan langkah-langkah untuk menekan inflasi tersebut dengan stabilitas harga pangan melalui kegiatan pasar murah.
“Dari kondisi inflasi ini, ternyata cabai merah dan bawang merah. Olehnya itu kita lakukan kegiatan operasi pasar sehingga masyarakat bisa membeli dari sini dengan harga yang murah,” ungkap Adik saat ditemui di MTQ Kendari, Senin (22/8).
Ia menambahkan, kedepan pihaknya konsentrasi pada daerah lain dalam menekan inflasi. Namun, dalam melakukan itu, harus ada kesiapan.
“Kami akan memberikan bantuan bibit dan edukasi cara bercocok tanam cabai agar sukses meningkatkan produksi hasil pertanian cabai,” ujarnya.
Pihaknya bersama Pemprov mengincar bahan pokok karena menilai bahan pokok ini adalah sumber pengeluaran rumah tangga paling besar. 40 hingga 60 persen uang atau pendapatan masyarakat itu digunakan hanya untuk membeli bahan pokok.
“Harga bahan pokok di Sultra cenderung fluktuatif karena pasokannya bergantung pada luar daerah terutama Sulawesi Selatan. Kalau di Sulsel pasokannya sedikit dan ternyata banyak dikonsumsi oleh masyarakat Sulsel sendiri, harganya pasti akan naik,” imbuhnya.
Dijelaskan, pihaknya banyak melakukan optimalisasi kelompok wanita untuk melakukan penanaman cabai. Untuk bibitnya, BI Sultra mendapatkan pasokan dari banyak toko tani yang ada di Kota Kendari. Sebanyak lima ribu bibit cabai disediakan oleh BI Sultra.
“Kontribusi cabai terhadap inflasi di Sultra mencapai 0,14%. Ini perlu kita turunkan agar tidak mempengaruhi inflasi secara umum,” tutupnya. (cr4/cr3/nan)