KENDARI, BKK – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan, sejak Mei hingga Agustus 2022, tingkat hunian Hotel di Sultra mengalami peningkatan hingga 70%.
Sekretaris PHRI Sultra Eko Dwi Sasono mengatakan, selama 4 bulan terakhir tingkat hunian hotel sedang menggeliat utamanya hotel berbintang yang tumbuh antara 65 sampai 70%. Sementara untuk hotel-hotel non bintang mengalami kenaikan 50 sampai 60%.
“Jadi, kenaikan ini dipengaruhi oleh redanya covid-19 yang memicu aktivitas pemerintah sudah terbuka menggelar kegiatan di perhotelan. Oleh karena itu terjadi kenaikan yang sangat signifikan,” ungkapnya, Senin (19/9).
Eko menuturkan, geliat ekonomi di Sultra kini mulai bangkit dan mengarah pada pemulihan yang berkelanjutan. Kemudian, pemerintah dan seluruh pelaku usaha terus mendorong peningkatan mobilitas masyarakat.
“Akses masyarakat mulai terbuka dengan melandainya kasus Covid-19, sehingga geliat ekonomi masyarakat tumbuh dan berkembang. Namun, setiap hotel tetap menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Dijelaskan, dengan membaiknya ekonomi Sultra maka hotel, restaurant, dan rumah makan juga menunjukan perbaikan yang signifikan. Kemudian faktor yang mempengaruhi yakni banyaknya event-event yang diselenggarakan oleh pemerintah.
“PHRI ini kan setiap saat selalu sinergitas dengan pemerintah daerah, oleh karena itu banyak masuk event-event yang diselenggarakan di hotel kami,” ucapnya.
Di sisi lain Eko mengungkapkan, momok yang menakutkan bagi perhotelan jika pemerintah menaikkan tarif listrik dan gas. Karena jika ini mengalami kenaikan, maka pendapatan hotel juga akan ikut berkurang.
Eko berharap, kenaikan harga listrik ini agar ditunda dulu, jangan terburu-buru karena geliat pemasaran perhotelan mulai tumbuh.
“Kami harapkan pada pemerintah agar kenaikan harga listrik ini ditunda dulu, jangan terburu-buru karena geliat pemasaran perhotelan sudah mengalami peningkatan,” pungkasnya. (cr4/ada)