KENDARI, BKK – Ada banyak sentimen positif yang bakal menopang dan menggerakkan market saham dalam sepekan ini.
Kepala Pelaksana Harian Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra), Ricky, mengungkapkan ada delapan sentimen positif dari minggu lalu yang bakal menggerakkan market pada pekan ini.
Dijelaskan, kedelapan sentimen positif tersebut adalah, pertama neraca perdagangan September yang kembali surplus, kedua keputusan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga kredit, ketiga masih solidnya pertumbuhan kredit September, keempat diperpanjangnya kebijakan uang muka 0% untuk kredit kendaraan bermotor hingga akhir 2023, kelima ada aksi beli investor asing, keenam solidnya laporan keuangan emiten di 3Q22,ketujuh kenaikan harga minyak kelapa sawit, dan kedelapan lebih baiknya beberapa laporan keuangan di wall street.
“Sementara itu sentimen negatif dari minggu lalu hanya ada dua yakni naiknya imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika dan tertekannya nilai tukar rupiah,” ujar Ricky, Selasa (25/10).
Dijelaskan, terkait neraca perdagangan September yang kembali surplus senilai US$4,94 miliar (lebih tinggi dari consensus US$4,84 miliar), namun lebih rendah dari sebelumnya US$5,71 miliar.
“Surplus neraca perdagangan tersebut ditopang oleh pertumbuhan ekspor dan naiknya impor,” ucapnya.
Sementara itu, keputusan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4.75% (konsensus 0.50%) sebagai langkah front loaded, pre emptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3.0% +-1%.
Ricky menambahkan, menariknya, setelah dalam empat minggu berturut-turut asing melakukan aksi jual sebesar Rp7,84 triliun, akhirnya pada perdagangan kemarin asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp0,5 triliun.
“Dengan pembelian bersih tersebut maka dari awal tahun asing telah membukukan beli bersih Rp62,61 triliun secara nasional,” tutupnya. (cr4/ada)