KENDARI, BKK – Warga sekitar Jalan Lalombaku Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu Kota Kendari, Kamis (27/10), digegerkan dengan penemuan kerangka manusia di hutan.
Kerangka tersebut pertama kali ditemukan seorang warga, Ahmad Lawole (53), yang hendak mengambil madu di lahan miliknya.
Awalnya, Ahmad Lawole mengumpulkan semak-semak (daun kering) untuk dibakar mengasapi sarang lebah yang akan ia ambil madunya.
Namun saat itu, ia melihat tumpukan pakaian. Dia pun membuka tumpukan baju dan celana itu yang di baliknya ternyata terdapat tenggorok kepala dan tulang belulang manusia.
“Saya perhatikan, memang tulang (ada batok tenggorok kepala). Saya perhatikan lagi, ada tali di pohon, ini orang gantung diri,” ujar Ahmad Lawole, saat ditemui di lokasi penemuan.
“Langsung badan saya merinding. Tadi masih gelap, sekitar pukul 7 pagi. Saya langsung ketemu RT, ditindaklanjuti. Masyarakat sudah banyak di sini,” tambahnya.
Korban kemudian diketahui adalah seorang pemuda bernama Khairil Akmal (21) warga Jalan Chairil Anwar Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.
Hal ini diketahui saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), seorang ibu yang datang menyaksikan tiba-tiba menangis histeris.
Ternyata, ia adalah ibu korban yang mengenali jaket, celana, dan topi yang terkahir dikenakan anaknya itu.
“Astaghfirullah, ya Allah. Anakku, jaketnya dia. Iya (pasangan celananya),” ujar Amalia, ibu korban sambil menangis histeris di TKP.
Di tempat yang sama, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Mandonga Komisaris Polisi (Kompol) Muh Salman menuturkan, pihaknya yang menerima informasi masyarakat langsung ke TKP.
Bersama Tim Identifikasi dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, pihaknya pun melakukan olah TKP.
“Sesampainya di sini (TKP), tengkorak sudah berserakan. Kami temukan seutas tali terikat di pohon, kemungkinan korban gantung diri,” ujar Salman.
Dari informasi ibu korban, urai Salman, korban ini meninggalkan rumah sejak 11 lalu. Terhitung, sejak November 2021 lalu.
Disebutkan, korban telah wisuda di salah satu kampus dan tinggal mengambil ijazah. Pihak keluarga mengira korban pergi merantau.
“Menurut informasi ibunya, korban meninggalkan rumah karena telah mengambil uang (ibunya) Rp80 juta untuk kegiatan judi online,” ungkap Salman.
Lanjut, Salman mengatakan, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), pihaknya melakukan olah TKP. Kerangka mayat kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan visum, lalu diserahkan ke pihak keluarga untuk proses pemakaman. (cr2/ada)