KENDARI, BKK– Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menambah 69 titik bahan bakar minyak (BBM) satu harga secara nasional di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Senior Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Taufiq Kurniawan mengungkapkan, Pertamina menambah 69 titik BBM satu harga secara nasional di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) yang telah dimulai sejak tahun 2017 termasuk di Sulawesi.
“Dari target 92 lokasi yang ditugaskan, hingga awal November 2022 ini telah telah dibangun 69 lembaga penyalur BBM satu harga. Hingga tahun 2024, Pertamina Patra Niaga berkomitmen dalam mewujudkan hadirnya 573 lembaga penyalur BBM Satu Harga,” katanya, Kamis (3/11).
Taifiq mengungkapkan, Pertamina telah membangun total 390 lembaga penyalur BBM satu harga yang tersebar di 123 kabupaten di seluruh Indonesia. Dari 123 kabupaten tersebut, 54 kabupaten di antaranya termasuk daerah 3T,” ujarnya, Kamis (3/11).
Dijelaskan, peresmian lembaga penyalur BBM satu harga ini adalah titik awal layanan Pertamina kepada masyarakat di daerah tersebut, kedepan Pertamina akan terus memastikan distribusi ke lembaga penyalur BBM Satu Harga berjalan dengan baik, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat kualitas dalam mewujudkan keadilan energi.
Taufik bilang, dari 69 lembaga penyalur BBM satu harga yang sudah dibangun, Pertamina Patra Niaga bersama dengan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas pada hari ini melakukan peresmian tahap pertama yakni sebanyak 47 lembaga penyalur BBM Satu Harga yang tersebar di beberapa provinsi.
Antara lain 2 di Nusa Tenggara Barat, 10 di Nusa Tenggara Timur, 1 di Sulawesi Barat, 2 di Sulawesi Utara, 8 di Sulawesi Tengah, 5 di Maluku, 6 di Maluku Utara, 10 di Papua, dan 3 di Papua Barat. Peresmian selanjutnya akan dilakukan pada akhir November.
“BBM satu harga ini adalah wujud keberhasilan memberikan akses BBM yang mudah dengan harga yang sama hingga ke wilayah 3T,” imbuhnya.
Dia menambahkan, tantangan yang besar dalam proses distribusi energi ke lembaga penyalur BBM satu harga, apalagi yang berlokasi di daerah 3T. Sudah biasa, jika BBM ini harus didistribusikan menggunakan berbagai moda transportasi, baik itu darat, air, dan udara sebelum sampai di lembaga penyalur BBM Satu Harga.
“Dalam proses pendistribusian BBM Satu Harga cukup jamak terjadi pergantian moda transportasi hingga 4 sampai 5 kali hingga BBM sampai di lembaga penyalur dan kepada masyarakat,” tutupnya. (cr4/man)