KENDARI, BKK – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi turut menghadiri upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 tahun 2022 tingkat Provinsi Sultra yang dipusatkan di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) bertempat di Lapangan Aspirasi Kolut, Sabtu (19/11). Dimana acara tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sultra berkolaborasi dengan Dinkes Kolut.
“Bahwa tema bangkit indonesiaku, sehat negeriku membuka peluang seluruh lapisan masyarakat memasuki masa transisi yang merupakan tantangan bidang kesehatan setelah fokus pada penanganan pandemi Covid-19, kini dihadapkan pada penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM),” terang Gubernur Sultra Ali Mazi bertindak sebagai inspektur upacara (Irup) saat membacakan sambutan dari Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, Sabtu (19/11).
Orang nomor satu di Bumi Anoa menyampaikan, tantangan yang dihadapi sangat berat, semua negara di seluruh dunia, sedang menghadapi ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih.
“Sejak bulan Oktober, adanya kenaikan kembali kasus Covid-19. Data kematian menunjukan empat dari lima pasien meninggal belum divaksinasi Booster. Proporsi pasien yang meninggal akibat Covid-19 tiga kali lebih banyak pada kelompok lansia. Oleh karena itu, kita terus ingatkan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 dengan Booster,” jelasnya.
Dikatakan, meski dihadapkan pada prioritas penanganan Covid-19, pada saat yang sama pemerintah juga terus melakukan upaya penanganan masalah kesehatan lainnya yang merupakan program prioritas nasional, seperti penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), menurunkan angka stunting pada balita, memperbaiki pengelolaan jaminan kesehatan nasional (JKN), serta meningkatkan kemandirian penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Lebih lanjut kata dia, Kemenkes saat ini sedang melakukan transformasi sistem kesehatan yang berfokus pada enam pilar, untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, produktif, dan berkeadilan, sekaligus sebagai bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan dimasa yang akan datang.
“Adapun fokus enam pilar transformasi kesehatan adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan,” ungkapnya.
Dia bilang, implementasi keenam pilar tersebut diharapkan bisa mentransformasi sistem kesehatan Indonesia dan juga dunia.
“Yakni sistem kesehatan yang tangguh terhadap krisis kesehatan, termasuk pandemi,” ucap Gubernur dalam sambutan Menkes RI. (cr3)