KENDARI, BKK – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra), mengklaim bahwa secara umum kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Sultra membaik atau mengalami pertumbuhan yang positif hingga September 2022.
Kepala OJK Sultra, Arjaya Dwi Raya mengatakan pertumbuhan industri keuangan didukung dengan membaiknya mobilisasi masyarakat pasca dilanda pandemi Covid-19.
Dijelaskan, OJK Sultra mencatatkan, hingga per September 2022 kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) tumbuh positif baik dilihat dari total asset perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran kredit dan sektor lainnya.
“Jadi, untuk total aset perbankan di Sultra tumbuh menjadi 7,51% (yoy) menjadi sebesar Rp42,02 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 10,65% (yoy) menjadi sebesar Rp29,30 triliun, kredit yang diberikan tumbuh sebesar 8,76% (yoy) menjadi sebesar Rp34,19 triliun,” ungkapnya, Sabtu (26/11).
Arjaya menuturkan, pertumbuhan positif itu terjadi pada industri perbankan, pasar modal, maupun industri keuangan non bank. Penyaluran kredit di industri keuangan non bank juga mengalami pertumbuhan, kemudian transaksi melalui pasar modal juga tumbuh positif.
“Semuanya tumbuh positif dengan kualitas kredit terjaga pada kondisi yang baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,73% dibawah treshhold 5% dan loan to deposit ratio 116,69%,” ucapnya.
Lanjutnya, untuk kredit perbankan di Sultra didominasi oleh penyaluran kredit kepada sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna yaitu sebesar 40,26%, kemudian sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 19,50%, dan sektor untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 10,60%.
“Kemudian pangsa kredit UMKM mencapai 34,02 persen dari total penyaluran kredit sebesar Rp34, 19 triliun. Dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro sebesar 174,49%, sedangkan untuk segmen Kecil dan menengah terkoreksi masing-masing sebesar -10,10% dan -50,55%,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya masing-masing sebesar 8,99%, 6,46%, dan 3,21%.
“Sementara untuk, kredit perbankan di Sultra didominasi oleh penyaluran kredit kepada sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna yakni sebesar 40,26%,” tutupnya. (cr4)