Penerbangan Kendari-Wakatobi Belum Aktif

  • Bagikan

KENDARI, BKK – Penerbangan pesawat Kendari-Wakatobi belum juga diaktifkan kembali. Padahal, sebelumnya telah dijadwalkan paling lambat 10 Desember 2022.


Untuk mengantifkan kembali penerbangan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) juga telah menyerahkan bantuan subsidi senilai Rp1,5 miliar ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi.


Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sultra J Robert mengungkapkan, bantuan tersebut diserahkan dengan harapan jalur penerbangan Kendari-Wakatobi diaktifkan kembali. Hanya saja, teknis pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Pemkab Wakatobi.


“Karena informasinya sudah sangat teknis, yang bisa jawab teman-teman dari Pemkab Wakatobi. Karena terkait dengan kewajiban subsidi provinsi sudah diserahkan ke Pemkab Wakatobi melalui bantuan ke kabupaten,” kata Robert, saat diwawancara wartawan Berita Kota Kendari, Senin (12/12).


Diakui, sejauh ini dirinya juga belum mendapat kepastian kapan penerbangan Kendari-Wakatobi akan diaktifkan kembali setelah terhenti sejak Juli 2022.


Saat ini, ungkapnya, layanan penerbangan ke Wakatobi langsung dari Makassar.


“Itu pun hanya sampai tanggal 15 Desember, karena ada agenda nasional Hari Nusantara,” ungkapnya.
Sebelumnya, Robert menyampaikan, alokasi anggaran subsidi penerbangan Kendari-Wakatobi hanya untuk tiga bulan ke depan. Di 2023 nanti, akan berupaya dialokasikan lagi dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) induk Sultra senilai Rp2 miliar.


“Jadi kita berharap bisa bertahan satu sampai tiga bulan ke depan. Dan Wakatobi harus siap, karena kita provinsi hanya subsidi dari Kendari ke Wakatobi sementara kembali dari Wakatobi ke Kendari itu disiapkan dari Pemerintah Wakatobi,” jelasnya.


Bantuan pemprov itu sendiri adalah untuk subsidi harga tiket pesawat Kendari-Wakatobi. Sesuai hasil kesepakatan dengan pihak maskapai penerbangan yakni Lion Group, satu kali terbang ke Wakatobi biaya operasionalnya Rp60 juta dengan 72 seat kursi pesawat.


“Jadi Rp60 juta bagi 72 seat itu jadinya Rp830 sekian. Sehingga kemudian tiket ditetapkan kurang lebih Rp840 sekian, jadi tidak cukup Rp850 untuk satu kali penerbangan ke Wakatobi. Jadi nantinya dari 72 seat yang disepakati berapa yang terisi maka sisanya akan di subsidi oleh pemerintah,” ungkapnya. (cr3/ada)

  • Bagikan