ANDOOLO, BKK – Peringati Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2022, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Konawe Selatan (Konsel) perkenalkan mainan tradisional ke Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), Senin (12/12).
Adapun lomba dan permainan tradisional yang diperkenalkan kepada anak TK dan SD diantaranya engrang, lari karung, lomba makan kerupuk, lomba fashion show, mewarnai gambar dan lomba baca puisi.
Dalam sambutannya, Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konsel Siti Chadidjah mengajak seluruh orangtua maupun guru, untuk memberikan edukasi kepada anak usia dini berkait budaya-budaya yang sudah mulai hilang.
“Berikanlah pemahaman anak-anak kita sesuai kebutuhan sesuai tingkat pendidikannya, jangan permainan anak SMP diedukasi ke anak TK,” jelasnya saat membuka kegiatan lomba tradisional di Halaman Kantor DP3A Konsel.
Ia berharap, kegiatan tersebut dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat Konsel. Menurut dia, untuk membentuk anak dengan karakter yang baik, sejak dini dibekali dengan ilmu yang bermanfaat.
“Hindari anak bermain gadget secara berlebihan, sebab dampaknya itu sangat besar yang bisa mempengaruhi pola pikir anak,” terangnya.
Sementara itu, Kepala DP3A Konsel Siti Hafsa mengatakan, esensi peringatan HAN itu bertujuan untuk mewujudkan anak-anak di Konsel sebagai generasi penerus daerah maupun bangsa, sesuai tema yang diusung “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.
“Anak-anak kita adalah investasi masa depan bangsa. Karena itu anak-anak khususnya di Konsel perlu mendapat perlindungan agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,” bebernya.
Untuk itu, dia berharap agar semua pihak mesti perhatian dan ikut serta memberikan dukungan dan jaminan terhadap tumbuh kembangnya anak-anak dengan baik.
Ia mengatakan, tema yang diusung tahun 2022 ini setidaknya bisa menunjukan bahwa tindakan melindungi anak-anak sangat diperlukan. Menurutnya semua anak di Konsel harus terpenuhi hak-haknya.
“Termasuk hak mendapatkan perlindungan dari berbagai perlakuan kekerasan. Sebab dewasa ini tindakan kekerasan termasuk kekerasan seksual cukup miris terjadi pada anak-anak,”pungkasnya. (ril/nir)