Pengamat Ekonomi: Prospek Ekonomi Sultra di 2023 Akan Mengalami Pertumbuhan

  • Bagikan
Dr Bakhtiar Abbas.

KENDARI, BKK – Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) Dr Bakhtiar Abbas mengungkapkan, prospek ekonomi Sultra di 2023 ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dipicu dari berbagai sektor.


Bakhtiar menjelaskan, melihat kondisi ekonomi global bahkan lokal Sultra saat ini ada ketegangan politik yang memicu krisis energi global. Hal tersebut menjadi tantangan buat masyarakat, namun dengan adanya ancaman ini pemerintah juga mempunyai strategi untuk mengatasinya.


“Jadi, perlu adanya kerja sama dan berkolaborasi untuk meningkatkan geliat perekonomian di daerah,” ungkapnya, Selasa (3/1).


Dia menuturkan, meskipun ancaman resesi tersebut terjadi di awal 2023, namun diperkirakan kondisi ekonomi Sultra masih tetap stabil bahkan akan tetap mengalami pertumbuhan.


Ancaman resesi di Sultra, katanya, tidak akan terlalu besar pengaruhnya karena Sultra masih mempunyai ketahanan pangan, sektor pertambangan, pertanian, dan perikanan masih terus menggeliat.


“Kita masih bisa membangkitkan potensi-potensi tersebut untuk mempertahankan geliat perekonomian Sultra agar tetap tumbuh positif,” ujarnya.


Selain itu, kata Bakhtiar, sumber daya manusia (SDM) juga harus digiatkan karena titik sentralnya semua potensi daerah yang dimiliki dengan digerakkan oleh SDM yang unggul dan berkualitas.


“Jika kita ingin keluar dari ancaman resesi, maka indeks pembangunan manusia (IPM) harus terus digenjot agar SDM yang unggul ini dapat menggerakkan sektor-sektor penopang pertumbuhan ekonomi Sultra,” ucapnya.


Dia menambahkan, untuk tingkat pengangguran secara nasional bahkan di Sultra masih tinggi sehingga diperlukan SDM yang berkualitas untuk bisa bersaing dengan pekerja yang datang dari luar negeri ke perusahaan lokal Sultra.


“Berdasarkan survei IPM Sultra bahwa SDM kita belum bisa berkompetisi dengan SDM dari luar negeri sehingga perlu didorong SDM Sultra ini untuk dapat bersaing karena memiliki skil dan kemampuan. Namun harus ada regulasi yang bisa mengatur itu, sehingga potensi SDM kita tidak menjadi tertinggal tapi harus digerakkan potensi SDM tersebut,” tutupnya. (r5/ada)

  • Bagikan