KENDARI, BKK – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa Kendari dinilai terus memberikan catatan buruk. Sejak dulu, berbagai masalah dimunculkan hingga tak jarang warga mengeluhkan soal pelayanan maupun kualitas air bersih yang disediakan.
Hal ini juga diakui Wakil Ketua Komisi II DPRD Kendari Sahabuddin yang mengaku kecewa dengan kinerja PDAM. Terlebih, hasil audit badan pemeriksa keuangan (BPK) baru-baru ini, ditemukan air PDAM Titra Anoa mengandung bakteri Escherichia Coli (E-Coli).
“Ini pukulan telak bagi PDAM yang harus benar-benar berbenah, mulai dari sisi pelayanan ke masyarakat,” kata Sahabuddin, Selasa (24/1).
Ditegaskan, PDAM mestinya menjaga kebersihan sumber air baku itu sendiri sehingga tidak tercemar bakteri E-Coli dan menimbulkan persoalan baru di masyarakat.
Di tempat terpisah, menanggapi temuan BPK tersebut, Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengaku akan meminta manajemen PDAM untuk melakukan uji laboratorium.
Menurut Asmawa, uji lab mesti dilakukan untuk mencari pembanding. Hal itu bisa dilakukan oleh laboratorium independen dan Dinas Kesehatan Kendari selaku pihak internal untuk dapat melihat hasil sesungguhnya.
“Karena mungkin kemarin, pengambilan sampelnya kurang pas. Jadi, dengan uji lab nanti yang kita ambil dari sumber mata air langsung, bisa menemukan hasil lain,” jelas Asmawa.
“Mudah-mudahan hasilnya seperti apa. Tentu akan ada langkah tindak lanjutnya dari itu. Bahkan, kalau memang perlu ada intervensi ke sana, pemerintah kota akan menjadikan perhatian,” tambahnya.
Selain bakteri E-Coli, Asmawa mengungkapkan bahwa BPK juga menemukan adanya ketidakseimbangan rasio pegawai dan jumlah beban kerja di PDAM Kendari.
“Menurut temuan BPK, rasio pegawai dan jumlah pekerjaan atau beban kerja di PDAM itu tidak berimbang. Artinya, lebih besar jumlah pegawai ketimbang beban pekerjaannya. Sehingga ini harus kita rasionalkan. Tentu akan ada penataan, tetapi secara obyektif akan kita lakukan itu,” katanya.
Masih soal temuan BPK, Asmawa mengaku akan secepatnya melakukan konsolidasi internal dengan mengundang manajemen PDAM termasuk dewan pengawasnya.
“Konsolidasi untuk memastikan bahwa ada temuan seperti itu. Maka, kemudian sudah seharusnya ada langkah yang kita ambil sesuai rekomendasi BPK,” bebernya.
Diketahui, bakteri E-Coli ditemukan BPK pada Intake Anggoeya yang khusus mengaliri rumah-rumah warga di dua kecamatan, yakni Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu. Hal ini kemudian dilaporkan saat penyampaian dan penyerahan laporan hasil pemeriksaan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, kamis lalu.
Sekedar informasi, E-Coli adalah salah satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan. Coliform merupakan indikator pencemaran air. Kuman-kuman penyakit terbawa ke dalam air minum biasanya melalui kontaminasi tinja, atau pun telah ada sebelumnya dalam air tanah yang dapat menimbulkan penyakit, salah satunya diare. (r1/ada)