KENDARI, BKK- Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra), H Zainal Mustamin mengajak guru madrasah majukan mutu pendidikan melalui transformasi digital.
Memasuki era transformasi digital, bebernya, literasi digital harus memiliki penguatan yang utuh disamping literasi pendidikan dan lainnya. Pasca pandemi, akselerasi lebih cepat dan dunia pendidikan dipaksa untuk melakukan adaptasi terhadap dunia digital.
Berdasarkan laporan Internasional Communication 2022, dari 270 juta lebih penduduk Indonesia pengguna gawai 370,1 juta. Artinya lebih banyak jumlah gawai yang digunakan.
“Penggunaan digitalisasi internet dan pengguna Smartphone bisa berdampak positif dan negatif. Dampak negatifnya dapat berupa goncangan informasi,” ujarnya, Rabu (25/1).
Ia menuturkan, kalau tidak dikelola dengan baik, maka akan sangat berbahaya karena memicu berkembangnya hoax (berita bohong). Yang bisa menangkal hoax, yakni orang yang memiliki literasi digital yang kuat.
Sebab, hoax tumbuh dikalangan masyarakat yang tidak memiliki literasi yang kuat. Literasi yang lemah tidak hanya dialami orang yang ada di luar pendidikan, namun yang berkecimpung didunia pendidikan juga.
“Untuk itu, madrasah harus cukup kuat untuk membentengi hal ini (hoax). Literasi digital harus berfungsi dengan baik, guna menyiapkan anak- anak madrasah memiliki masa depan sesuai dengan kebutuhan zamannya,” ucapnya.
Sambung dia, di negara maju materi pembelajaran tersaji dalam bentuk digital.
Kendati begitu, satu- satunya yang tidak bisa didigitalisasi adalah habituasi (penyesuaian) karakter anak didik yang harus diperkuat oleh para guru. (din)