KENDARI, BKK – Teluk Kendari akan ditata ulang. Langkah strategis tengah dipersiapkan pemerintah setempat agar area yang kini terkesan semrawut itu menjadi lebih rapi dan nyaman.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengatakan, ada empat persoalan besar di Teluk Kendari. Persoalan yang dimaksud yakni masalah sampah, pencemaran, sedimentasi, dan penataan yang semraut sehingga mengurangi kawasan mangrove.
“Dengan empat persoalan besar yang dihadapi Teluk Kendari, diperlukan kerja keras untuk menata dengan baik agar pengelolaannya bisa terintegrasi dan komprehensif,” kata Asmawa, Sabtu (28/1), saat menjadi pembicara revitalisasi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari.
Terkait rencana tersebut, Pemkot Kendari akan merevitalisasi seluruh pedagang masuk ke kawasan tambat labuh, sehingga jalanan bebas dari pedagang.
“Merevitalisasi pedagang adalah salah satu solusi untuk menata Teluk Kendari lebih rapi. Kita berharap sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Kendari nanti, mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan sinergis semua pihak dalam menjaga dan mengembangkan Teluk Kendari,” harap Asmawa.
Diungkapkan, Teluk Kendari merupakan ikon yang harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk dibanggakan.
Oleh karena itu, lanjut Asmawa, ia akan mengembangkan Teluk Kendari menjadi water front city. Untuk menjalankan konsep tersebut, pihaknya sudah merevisi konsep rencana tata ruang wilayah (RTRW) untuk menjamin keberlanjutan pembangunan, namun tidak mengesampingkan aspek lingkungan.
“Dalam RTRW menjelaskan, jika di pesisir Teluk Kendari merupakan kawasan perkantoran, kemudian kawasan pusat kota dan bisnis serta penataan kawasan pemukiman. Untuk kawasan bisnis harus memegang prinsip tanpa sampah dan emisi,” katanya.
Diketahui, wilayah Kota Kendari 65% di antaranya adalah perairan, di mana dari panjang garis pantai sekira 35,85 km, 23 km di antaranya merupakan garis pantai Teluk Kendari yang harus dijaga dan dilestarikan. (r1/ada)