KENDARI, BKK – Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Syamsir Nur mengungkapkan, secara umum kondisi pertumbuhan ekonomi di Sultra lebih dinamis dan cenderung melambat di awal tahun 2023 ini.
Dijelaskan, secara keseluruhan pada triwulan I tahun 2023 ini, diproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Sultra bakal bergerak melambat yang dipengaruhi oleh kenaikan harga kebutuhan rumah tangga.
“Pada triwulan I ini, pertumbuhan ekonomi Sultra akan melambat yang dipengaruhi oleh kenaikan harga energi atau BBM dan komoditi pangan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat,” ungkapnya, Jumat (3/2).
Dia menuturkan, situasi ekonomi China dan Hongkong diprediksi akan mengalami penurunan sehingga permintaan bahan baku yang memiliki dampak terhadap krisis energi dunia dan berimbas terhadap kenaikan inflasi termasuk di Sultra.
“Saat ini pertumbuhan ekonomi lokal Sultra masih menunjukkan tren yang positif diangka 5,4%,” ujarnya.
Lanjutnya, di 2023 merupakan tahun yang diperhadapkan dengan berbagai tantangan, khususnya bagi pelaku usaha terkait dengan isu resesi global. Untuk itu, bagi masyarakat diimbau agar dalam menghadapi perekonomian yang tidak penuh ketidakpastian harus memperhatikan aktivitas ekonominya.
“Aktivitas ekonomi harus terus berjalan dengan memastikan distribusi bahan pangan dan pasokan komoditasnya terjaga,” ucapnya.
Dia menambahkan, selama ini sektor konsumsi masyarakat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sultra. Namun setelah pelonggaran PPKM itu, sektor tersebut akan kembali berkontribusi lebih baik.
“Secara sektoral, penopang ekonomi Sultra didominasi dari sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian. Selain itu, yang bakal berkontribusi terhadap perekonomian daerah Sultra juga di sektor pertanian, peternakan dan pariwisata,” tutupnya. (r5)