KENDARI, BKK – Pejabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu berjanji akan segera menangani aspirasi mahasiswa STMIK Bina Bangsa Kendari soal perbaikan jalan di depan kampus mereka yang rusak, dampak dari pembangunan Jalan Kembar Kali Kadia.
Asmawa mengatakan, pihaknya akan akan segera berdialog dengan pihak yayasan serta pihak kontraktor dalam hal ini PT Istka Karya (KSO) dan PT Pundi (KSO) selaku konsultan supervisi, serta OPD OPD terkait agar masalah ini segera diselesaikan dengan baik.
“Adendum pekerjaan Kali Kadia itu dimungkinkan dan dijamin dalam undang-undang serta tidak menyalahi aturan. Pemkot Kendari akan memberikan tambahan waktu dalam bentuk adendum kepada kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut,” katanya Senin (7/2).
Agar mahasiswa percaya, Asmawa mengundang pihak yayasan, melalui perwakilan mahasiswa untuk besok (hari ini) untuk membahas permasalahan yang ada. Akan tetapi, ia meminta agar mahasiswa jika ada sesuatu harap dikomunikasikan dulu.
“Kalau ada aspirasi bisa melalui surat atau berkoordinasi langsung dengan OPD terkait, saya rasa selama ini pihak pemerintah selalu membuka ruang dialog dalam menyelesaikan segala persoalan yang ada di kota yang kita cintai bersama ini,” kata Asmawa.
Ia meminta kepada seluruh masyarakat termasuk para mahasiswa untuk sama-sama menjaga kondusifitas Kota Kendari, demi kenyamanan dan keamanan bersama.
Sebelumnya, dalam aksi demonstrasi di depan kantor Balai Kota Kendari, Senin (6/2) Ketua BEM STMIK Bina Bangsa Aldi Lamoito meminta Pj Wali Kota membatalkan adendum perpanjangan kontrak 90 hari kalender dan menghentikan segala bentuk kegiatan pembangunan Jl Kembar Kali Kadia dan ZA Sugiarto serta H.E.A Mokodompit.
“Kami menduga perusahaan tersebut telah melalaikan aspek keamanaan, keselamatan kerja, dan keberlangsungan aktifitas masyarakat dan mahasiswa lingkar proyek tersebut khususnya Mahasiswa STMIK Bina Bangsa Kendari yang tiap hari menggunakan akses jalan tersebut” katanya.
Akibat aktivitas pembangunan jalan tersbut, lanjut Aldi, aktifitas perkuliahan agak sedikit terhambat karena mahasiswa termasuk dosen.
“Kami maupun dosen sulit mengakses kampus untuk melakukan perkuliahan karena adanya genangan di depan Kampus STMIK Bina Bangsa,” tutupnya. (r1)