Angka Stunting di Buteng Capai 41,6%, Tertinggi di Sultra

  • Bagikan
Kepala BKKBN Sultra Drs Asmar MSi.

LABUNGKARI, BKK – Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Buton Tengah (Buteng) mencapai 41,6% hingga menempati posisi tertingi di Sulawesi Tenggara (Sultra).


“Angka Stunting tertinggi sebelumnya Kabupaten Busel di tahun 2021. Sementara untuk angka stunting tertinggi di tahun 2022 di Kabupaten Buteng dengan angka 41,6%,” ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) Drs Asmar MSi, Sabtu (11/2).


Angka stunting di daerah yang dipimpin Muhammad Yusuf sebagai Pj bupati itu pun sudah terbilang kronis. Mengingat, berdasarkan pernyataan WHO bahwa masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi lebih dari 20%.


Diungkapkan Asmar, penyebab tingginya angka stunting, pertama berdasarkan spesifik yang berkaitan dengan gizi, kedua berkaitan dengan sanitasi, jamban, dan air bersih.


Terkait masalah gizi pada anak itu, akunya, dinas kesehatan setempat sudah melakukan kerja keras. Begitu pun istansi terkait lainnya juga ikut membantu bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan gizi yang ada di daerah tersebut.


“Kita juga mempunyai program dahsyat di kampung KB, dapur sehat atas stunting, menyampaikan salah satu upaya untuk mensosialisasikan makan-makan bergizi kepada masyarakat, sehingga mereka bisa menyajikan makanan-makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan nutrisi untuk keluarga,” jelasnya
Selain itu, BKKBN Sultra juga akan melaksanakan rapat kerja daerah untuk mengevaluasi kinerja jajarannya terkait angka stunting 2021-2022. Dasil hasil rapat itu, BKKBN akan merancang program kerja 2023, serta melihat bagaimana potensi stunting ke depan dan cara mengatasi agar angkanya semakin menurun. (cr1/ada)

  • Bagikan