KENDARI, BKK – Bank Sultra melakukan beberapa strategi digitalisasi seperti optimalisasi penerapan transaksi non tunai pada pemungutan pajak dan retribusi. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD).
Direktur Utama Bank Sultra Abdul Latif mengungkapkan, pihaknya mengembangkan dan menyempurnakan sistem penerimaan PAD dengan cara peremajaan alat perekam pajak pada wajib pajak, kemudian perluasan kanal pembayaran pajak dan retribusi, serta integrasi sistem keuangan pemerintah daerah.
“Bank Sultra juga berupaya memperluas kanal pembayaran optimalisasi penerimaan PAD yang dapat dilakukan melalui teller pada Kantor Operasional Bank Sultra terdiri dari 14 kantor cabang (termasuk di 1 Cabang Jakarta), 8 Kantor cabang pembantu dan 60 Kantor fungsional yang tersebar di Sultra,” ungkapnya, Senin (13/2).
Kemudian, Bank Sultra juga didukung sebanyak 148 ATM Bank Sultra dan aplikasi Bank Sultra Mobile (E-commerce atau QRIS) yang akan dilaunching dalam waktu dekat ini.
Lebih lanjut, dikatakan, penambahan fitur QRIS dalam layanan Mobile Banking Bank Sultra menjadi fokus perhatiannya untuk lebih meningkatkan layanan kepada nasabah serta mewujudkan digitalisasi transaksi.
“Kami memberikan layanan terbaik dalam mempermudah transaksi masyarakat,” ucapnya.
Dia menambahkan, dalam melakukan optimalisasi PAD di Sultra, pihaknya turut berkerja sama dengan pemerintah kota dan daerah.
Untuk di Kota Kendari, Bank Sultra mendukung dan memberikan fasilitas transaksi digital melalui penerimaan pajak.
“Dengan taat membayarkan pajak di pemerintah kota, maka turut berkontribusi juga terhadap perkembangan pembangunan daerah di Sultra,” tutupnya. (r5/ada)