KENDARI, BKK – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencanangkan program gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) dengan program unggulan Tanam Cabe Kendalikan Inflasi (TaBeDi) berkontribusi terhadap pengendalian inflasi kelompok komoditas pangan bergejolak di tahun 2022.
Pasalnya, di 2022 inflasi gabungan Sultra yang terdiri dari inflasi di Kota Kendari dan Baubau tercatat sebesar 7,39%, kelompok komoditas yang diatur Pemerintah mencatat inflasi sebesar 21,38% (yoy) dan andil 4,37% (yoy), disusul kelompok inflasi Inti mencatat inflasi sebesar 3,53% (yoy) dengan andil 2,05% (yoy).
Adapun komoditas pangan bergejolak mencatat inflasi sebesar 4,35% (yoy) dengan andil yang cukup rendah yakni 0,97% (yoy).
Merujuk capaian ini, kinerja pengendalian inflasi daerah terutama untuk mengatasi fluktuasi harga komoditas pangan bergejolak dapat diredam dengan baik oleh TPID se-Sultra.
Kepala KPwBI Sultra, Doni Septadijaya mengungkapkan, secara khusus KPwBI terus mendorong penurunan inflasi pangan bergejolak melalui berbagai kegiatan, perluasan TaBeDi di 7 Kabupaten atau Kota seperti Kendari, Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe Selatan, Bombana, Baubau dan Buton Selatan.
“Implementasi gerakan TaBeDi yang berkelanjutan mengusung konsep pembangunan partisipatif yang memiliki fokus utama mengikutsertakan Kelompok Wanita Tani, HEBITREN, Gapoktan, pegawai milenial dan mahasiswa,” ungkapnya, Sabtu (18/2).
Dijelaskan, untuk memenuhi kebutuhan pasokan pangan Sultra melalui GNPIP, BI melalui gerakan TaBeDi dan gerakan Tanam Bawang Merah telah bersinergi dengan pemerintah daerah Provinsi Sultra dan Kota atau Kabupaten untuk mengembangkan komoditas strategis yaitu meliputi pemberian bibit komoditas cabai, bantuan alat produksi pertanian (Alsintan) serta sarana produksi pertanian (Saprotan).
“Adapun mitra pengembangan komoditas strategis antara lain KWT Al-Mukhlis Kota Kendari, Poktan Alaa Mburema Konawe Utara, LM3 Pesantren Islam Al-Irsyad Konawe Selatan, Gapoktan Molagina Kota-l Baubau, Gapoktan Sumber Rezeki Buton Selatan dan Kelompok Tani Berkah Bombana,” ucapnya.
Ia menuturkan, berdasarkan bantuan yang diberikan dapat dihasilkan peningkatan produksi bawang merah mencapai 16 ton dan cabai merah mencapai 50 ton dari penanaman 75.000 bibit cabai merah.
Pihaknya juga turut mendorong keterjangkauan harga bahan pangan melalui program pasar murah yang dilaksanakan langsung pada momen kritikal peningkatan harga termasuk pada saat berdekatan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Pelaksanaan pasar murah dilaksanakan bersinergi dengan OPD yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Pada tahun 2023 telah dilaksanakan kegiatan perluasan gerakan TabeDi, pasar murah di Korem Mandonga Kendari bekerjasama dengan TPID termasuk program SPHP Bulog,” ujarnya.
Selain itu, Doni menambakan, untuk jangka pendek juga telah dilaksanakan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) di berbagai daerah. Perluasan KAD antara lain terkait komoditas bawang merah antara Kota Baubau dan Buton Selatan dan komoditas telur ayam antara Kota Kendari dan Kabupaten Sidrap.
“Melalui koordinasi yang erat dan efisien, TPID Sultra akan terus berkomitmen melakukan berbagai upaya menjaga kestabilan harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa di tengah berbagai potensi kenaikan harga-harga komoditas ke depan,” tutupnya. (r5/c/nan)