KENDARI, BKK – Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil meningkatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp31 miliar atau 11,55% yaitu dari Rp272 miliar pada 2021 menjadi Rp303 miliar pada 2022.
Direktur Utama (Dirut) Bank Sultra, Abdul Latif mengungkapkan, pertumbuhan laba bersih Bank Sultra didukung oleh pencapaian dana pihak ketiga yang tumbuh sebesar Rp18,8 miliar atau 0,19% dari posisi sebesar Rp9,867 triliun pada 2021 menjadi Rp9,885 triliun pada 2022.
Lanjutnya, ada ekspansi kredit di tahun 2022 juga meningkat sebesar Rp668 miliar atau 8,71% yaitu dari Rp7,670 triliun pada 2021 menjadi Rp8,339 triliun pada 2022. Selain itu, pihaknya terus mendorong peningkatan dana murah untuk memperkuat struktur pendanaan.
“Kemudian thotal CASA per 31 Desember 2022 sebesar Rp6,8 triliun atau mencapai 69,01% dari total DPK yang berhasil dihimpun. Hal ini juga ditunjang oleh pengembangan kartu debit dan Bank Sultra Mobile yang tercatat per 21 Januari 2023 telah mencapai Rp127 miliar transaksi,” ungkapnya, Sabtu (4/5).
Pihaknya memberikan apresiasi pada konsumen setia yang selalu loyal terhadap Bank Sultra dan menjadi Bank pilihan untuk kredit dan fasilitas lainnya.
“Alhamdulillah berkat kepercayaan masyarakat dan dukungan dari seluruh stakeholders, target bisnis yang kami rencanakan pada 2022 dapat kami capai,” ucapnya.
Sementara itu, untuk pemegang saham pengendali, Gubernur Sultra Ali Mazi mengapresiasi kinerja Bank Sultra di sepanjang tahun 2022. Bank Sultra mampu meningkatkan usahanya dengan optimal. Kata dia, jika bank ini berkinerja baik maka laba yang diperoleh akan kembali menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Sebagai pemilik sekaligus mitra dan nasabah inti dari bank Sultra seyogianya kita mampu memberikan peran utama dalam hal pengelolaan dana pemda, peran dalam mendukung pembangunan infrastruktur daerah hingga mendorong pencapaian peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (r5)