KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat luas panen padi mencapai sekitar 118,26 ribu hektare dengan produksi sebesar 478,96 ribu ton.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti mengungkapkan, dari produksi sebanyak 478,96 ribu, jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras mencapai 275,06 ribu ton.
“Jadi, luas panen padi mengalami penurunan sebanyak 9,26 ribu hektare atau 7,26% dibandingkan luas panen padi sebelumnya yang sebesar 127,52 ribu hektare,” ungkapnya, Sabtu (5/3).
Dijelaskan, untuk produksi padi pada 2022 yaitu sebesar 478,96 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 51,07 ribu ton atau 9,64%
dibandingkan produksi padi di 2021 yang sebesar 530,03 ribu ton.
“Kemudian untuk produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 275,06 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 29,33 ribu ton atau 9,64% dibandingkan produksi beras di 2021
yang sebesar 304,38 ribu ton,” ujarnya.
Agnes menuturkan, khusus penghitungan potensi produksi padi periode Januari hingga April 2023 menggunakan pendekatan rata-rata produktivitas subround I. Angka konversi dari gabah kering panen (GKP) ke gabah kering giling (GKG) dan angka konversi dari GKG ke beras berasal dari Survei Konversi Gabah ke Beras.
“Kami melakukan survei di dua
periode musim yang berbeda dengan basis provinsi sehingga didapatkan angka konversi untuk masing-masing provinsi yang memperhitungkan pengaruh musim,” ucapnya.
Dia menambahkan, adapun potensi kenaikan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari hingga April 2023 dibandingkan Subround yang sama pada 2022 terjadi di Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Selatan.
“Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada Subround Januari hingga April 2023 yang cukup besar terjadi di Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kolaka Utara, dan Kabupaten Konawe Kepulauan,” tutupnya. (r5/nan)