KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat nilai ekspor Sultra pada Januari 2023 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti mengungkapkan, nilai ekspor Sultra pada Januari 2023 mencapai US$ 369,37 juta atau menurun 26,63% dibanding ekspor Desember 2022 yang tercatat US$503,42 juta.
“Sedangkan volume ekspor tercatat turun 24,89% dibanding Desember 2022 yaitu dari 219,18 ribu ton menjadi 164,62 ribu,” ungkapnya, Rabu (8/3).
Dijelaskan, ekspor Sultra dibedakan berdasarkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung. Jika dicermati perkembangannya, nilai ekspor langsung Sultra pada Januari 2023 mengalami penurunan 23,17% dibanding Desember 2022, yaitu dari US$445,08 juta menjadi US$341,96 juta.
“Sedangkan, volumenya turun 22,51% dari 203,70 ribu ton pada Desember 2022 menjadi 157,84 ribu ton pada Januari 2023,” ucapnya.
Agnes menuturkan, jika dibandingkan dengan nilai ekspor Sultra pada tahun sebelumnya yakni Januari 2022, nilai ekspor Januari 2023 turun 7,70% dari US$400,19 juta menjadi US$369,37 juta.
“Sementara, volume ekspor Januari 2023 mengalami penurunan 12,21% dibanding Januari 2022 yaitu dari 187,52 ribu ton menjadi 164,62 ribu ton,” ujarnya.
Lanjutnya, ekspor Sultra pada Januari 2023 didominasi oleh kelompok komoditi besi dan baja dengan nilai US$367,76 juta. Kedua, kelompok komoditi ikan dan udang diurutan dengan nilai US$1,56 juta, dan kelompok komoditi biji-bijian berminyak diurutan ketiga dengan nilai US$0,05 juta.
Dia menambahkan, adapun penurunan terbesar ekspor Sultra pada Januari 2023 dibandingkan Desember 2022
terjadi pada komoditi besi dan baja senilai US$131,90 juta atau mines 26,40%. Selama periode Januari 2023, ekspor Sultra dari empat golongan barang utama tersebut di atas memberikan kontribusi 100% terhadap total ekspor.
“Jika dibandingkan Januari 2022, ekspor empat golongan barang utama tersebut turun 7,69% dari US$400,15 juta menjadi US$369,37 juta. Kemudian Negara tujuan ekspor utama Sultra yaitu Tiongkok, India, Jepang, Amerika Serikat, dan Republik Dominica,” tutupnya. (r5)