KENDARI, BKK – Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sultra, Hugua bakal terus mengembangkan pariwisata yang ada di Bumi Anoa.
Pasalnya, menurut dia, perkembangan sektor pariwisata mulai dari perhotelan, restoran dan berbagai hal lain sudah mulai menggeliat.
“Tingkat hunian hotel juga sudah diangka 50%. Artinya, terjadi pemulihan ekonomi. Tidak ada lagi pembatasan, kemudian mobilisasi masyarakat sudah mulai bergerak dan ini pertanda baik bagi ekonomi Sultra,” ungkapnya, Rabu (8/3).
Dijelaskan, adapun strategi yang dilakukan PHRI untuk mengembangkan Pariwisata di Sultra yakni membuatkan roadmap Pariwisata Sultra dan ini merupakan pertama kali dilakukan sepanjang sejarah berdirinya Sultra.
“Wisata Wakatobi dan tujuh keajaiban lainnya menjadi hal unik untuk pengembangan Pariwisata lokal Sultra,” ujarnya.
Pihaknya optimis di tahun 2023, sektor Pariwisata di Sultra akan terus berkembang dari segi kualitas layanan dan jumlah pengunjung. Kemudian juga disiapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk memberikan layanan terbaik.
“Jadi, kami optimis pariwisata di Sultra kedepan akan terus berkembang. PHRI juga turut berkontribusi terhadap pembangunan daerah melalui pajak yang dipungutkan di hotel dan restaurant. Kedepan diharapkan kontribusinya akan lebih besar lagi,” ucapnya.
Hugua menambahkan, pihaknya berupaya meningkatkan investasi yang masuk melalui PHRI, peningkatan kualitas, pengembangan SDM dan pelayanan yang paling utama. Ia juga berharap agar pihaknya dan pemerintah daerah lebih meningkatkan lagi sinergi dan komunikasi.
Pasalnya, pemerintah sebagai regulator dan sekaligus fasilitator. Sementara pengusaha dan masyarakat bertindak sebagai sebagai subjek dan objek sehingga kolaborasi sangat diperlukan.
“Jadi, jika ekosistem pariwisata kita berkembang, maka turut mendukung ekosistem politik menjadi baik dan ideologi negara membaik,” tutupnya. (r5/nan)