KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan bahwa nilai impor Sultra pada Januari 2023 mencapai US$ 249,26 juta atau meningkat sebesar 124,85% dibandingkan Desember 2022 atau meningkat 23,28% dibandingkan Januari 2022.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti mengungkapkan, untuk nilai volume impor pada Januari 2023 senilai 653,22 ribu ton, naik 194,311% dibandingkan Desember 2022 atau naik 88,64% dibandingkan Januari 2022.
Dijelaskan, peningkatan impor golongan barang terbesar pada Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 adalah Bahan Bakar Mineral yaitu sebesar US$136,41 juta atau aik 279,92%.
“Adapun tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Januari 2023 adalah Tiongkok senilai US$163,86 juta atau naik 167,27%, Singapura senilai US$51,48 juta atau naik 21,65% dan Australia senilai US$24,89 juta,” ungkapnya, Kamis (9/3).
Dia menuturkan, menurut golongan penggunaan barang, impor Januari 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan 124,85% yakni nilai bahan baku/penolong mengalami peningkatan sebesar US$82,53 juta atau naik 50,35% dan barang konsumsipun meningkat sebesar 54,83% atau senilai US$0,01 juta.
“Sedangkan golongan barang modal turun 92,60% atau turun senilai US$35,46 juta,” ujarnya.
Agnes mengatakan, untuk neraca perdagangan Sultra Januari 2023 mengalami surplus US$120,11
juta. Impor Sultra antara lain dari komoditi bahan bakar mineral, besi dan baja, garam, belerang, kapur, mesin-mesin atau pesawat mekanik, dan berbagai produk keramik.
Dia menambahkan, jika dlihat dari peranannya, total lima golongan barang memberikan kontribusi sebesar 96,40% terhadap total impor Sultra pada Januari 2023.
“Kemudian, jika dilihat dari peranannya, total dari tiga negara utama selama Januari 2023 adalah 96,38% terhadap total impor Januari 2023,” tutupnya. (r5)