KENDARI, BKK – Keindahan lanskap kawasan dan bawah laut Labengki memiliki potensi luar biasa untuk mendorong sektor wisata Sulawesi Tenggara (Sultra), namun sayangnya potensi ini belum didukung dengan fasilitas pendukung Pariwisata yang memadai.
Dalam upaya untuk mendorong dan memberikan dukungan Labengki sebagai Kawasan wisata unggulan, Bupati Konawe Utara (Konut), Ruksamin dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) Doni Septadijaya berkolaborasi mengembangkan wisata Labengki.
Kepala KPwBI Sultra, Doni Septadijaya mengungkapkan kolaborasi dengan Pemda Konut yaitu dengan meresmikan penetapan Desa Labengki Kecil sebagai Desa Wisata Sultra sekaligus penetapan sebagai Desa QRIS, Desa CBP dan Desa Hortikultura.
“BI Sultra memberikan komitmen dukungan pengembangan wisata dengan mendorong digitalisasi Pengelolaan Kawasan wisata yakni menjadikan Desa Labengki Kecil sebagai Kawasan Wisata Digital unggulan di Sultra,” ungkapnya, Selasa (4/4).
Doni menjelaskan, terdapat dua upaya digitalisasi yang dilakukan, yang pertama adalah dengan mendigitilisasikan transaksi keuangan di Desa Labengki kecil dengan mengQRISkan 26 homestay yang terdapat di Desa Labengki Kecil.
“Tersedianya QRIS diharapkan dapat memudahkan proses transaksi bagi para pengunjung sekaligus memudahkan proses pencatatan pendapatan homestay milik warga. Hal inilah yang menjadikan alasan Desa Labengki Kecil ditetapkan menjadi Desa Wisata QRIS pertama kalinya di Sultra,” ucapnya.
Kemudian, yang kedua adalah dengan launching Labengki Backpacker, platform digital yang memudahkan wisatawan untuk dapat berkomunikasi dengan pengelola homestay sekaligus memilih paket wisata yang diinginkan dengan mudah.
Lanjut Doni, terkait dengan peredaran uang tunai, Bank Indonesia juga menetapkan Desa Labengki Kecil sebagai target edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah sebagai simbol kedaulatan hingga titik terdepan, terluar dan terpencil di Republik Indonesia dengan harapan Desa Labengki Kecil dapat menjadi contoh bagi wilayah terpencil lainnya dalam hal penggunaan dan perawatan uang rupiah.
Sementara itu, Desa Hortikultura ditetapkan sejalan dengan kebijakan Pemerintah Konawe Utara terkait dengan pemanfaatan lahan perkarangan untuk budidaya tanaman pangan.
“Kami membagikan bibit cabai kepada 130KK, yang pada musim panen diharapkan mampu menghasilkan 1-1,2ton cabai untuk mencukupi kebutuhan warga sekaligus dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas kuliner desa sebagai daya Tarik wisata,” imbuhnya.
Dia menambahkan, sebagai upaya peningkatan kualitas pariwisata, Bank Indonesia turut mendatangkan Chef Profesional untuk memberikan pelatihan pengolahan bahan pangan lokal di Pulau Labengki Kecil sehingga olahan kuliner Labengki Kecil dapat ditingkatkan.
“Pengembangan wisata Desa Labengki Kecil oleh Bank Indonesia sudah cukup lama dilakukan sejak inisiasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) pada tahun 2019 dengan penataan kawasan dan bantuan pengecatan rumah warga, lalu dilanjutkan dengan PSBI Kapal Wisata pada tahun 2021 untuk mendorong aksesibilitas,” tutupnya. (r5)