RAHA, BKK – Desa Labone dan Desa Oempu kini mulai menata objek wisata, setelah dinobatkan sebagai desa wisata di Indonesia.
Bahkan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Muna Ir H Syahrir MTP, turun tangan untuk merumuskan desain infrastruktur apa saja yang bisa dibangun didua desa itu.
“Jadi, kita membantu merumuskan desain apa saja yang akan dibangun di desa wisata itu,” ujarnya, Kamis (15/6).
Dikatakan, untuk di Desa Wisata Labone itu rupanya mereka akan memperluas areal objek wisata taman hutan mangrove, dan juga tempat parkir.
Sementara, lanjutnya, untuk di Desa Oempu, mereka akan membangun gazebo dan kios-kios, untuk memasarkan produk UMKM.
“Kita serahkan kepada desa wisata itu sendiri apa yang akan mereka bangun dengan dana sebesar Rp400 juta per desa dari pemerintah pusat. Kemudian kami juga akan eksis di 6 desa lainnya yang punya anggaran dana desa (DD) sebesar 20% untuk ketahanan pangan, agar bisa digunakan untuk membangun objek wisata di desa mereka masing-masing,” paparnya.
Yakni, sebut dia, Desa Lohia dengan objek wisata Pantai Napabale, Desa Oempu dengan Pantai Walengkabola, Desa Towea dengan Pantai Bungin Pinungan, Desa Masalili dengan Tenun Masalili, dan Desa Liangkobori dengan Gua Liangkobori.
“Jadi, 6 desa itu anggaran DD 20% untuk ketahanan pangan kita asistensi, untuk digunakan menata objek wisata di desa mereka masing masing,” tandasnya.
Setiap desa katanya, mencari program sendiri untuk memajukan periwisata di desanya. Mulai dari menambah area taman hutan mangrove, dan ada juga yang membangun karamba ikan seperti di Walengkabola.
“Nantinya karamba ikan dapat digunakan sebagai tempat memancing bagi para pengunjung objek wisata di Pantai Walengkabola,” tandasnya.
Dia pun berharap, dengan perbaikan objek wisata ini, dapat mendongkrak kontribusi PAD di Muna dan objek wisata di Muna kian diminati wisatawan. Baik domestik dan luar daerah. (tri/nir)
