KENDARI, BKK – Sebanyak 6.070,85 hektare (ha) sawah di Sulawesi Tenggara (Sultra), alami kekeringan akibat dampak dari el nino.
“Jadi, el nino sudah berdampak pada 6.070,85 ha sawah kita. Itu data per Minggu pertama Oktober 2023,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, Selasa (10/10).
Dengan rincian, sebut Rusdin, Kabupaten Bombana seluas 1.872,85 ha, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) seluas 1.703,50 ha, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) seluas 1.556 ha, Kabupaten Konawe seluas 460 ha.
Selanjutnya Kabupaten Konawe Utara (Konut) seluas 226 ha, Kota Kendari seluas 163 ha, Kabupaten Kolaka seluas 82,50 ha, dan Kota Baubau seluas 7 ha.
“Jadi, kita terus melakukan langkah antisipasi dampak perubahan iklin (DPI) atau yang bisa disebut dengan el nino di Bumi Anoa,” paparnya.
“Sesuai atensi, arahan dan petunjuk Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, kami telah mengambil langkah-langkah kontingensi dan membuat time line dalam rangka penanganan el nino di Sultra. Khususnya, bagi daerah-daerah kawasan pertanian yang terdampak,” terang Rusdin.
Dijelaskan, langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi itu dengan memberikan bantuan pompanisasi untuk Kabupaten Bombana, Konsel dan Konawe. Bantuan embung pertanian untuk Kabupaten Buton, Buton Utara (Butur), Buton Tengah (Buteng), Konawe, Konsel, Kolaka, Kolaka Utara (Kolut), Koltim, Muna, dan Muna Barat (Mubar).
Bukan itu saja, Rusdin bilang, pihaknya juga memberikan bantuan bantuan varietas unggul tahan kering untuk Kabupaten Kolaka, Koltim, Kolut, Kota Baubau, Bombana, dan Konawe.
“Kami juga ada bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dihampir semua kabupaten/kota, melakukan sosialisasi asuransi usaha tani pertanian dan melakukan penerapan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA),” katanya.
“Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang terdampak el nino, khususnya para petani Sultra. Sehingga, mereka (petani) dapat tetap menjaga produksi dan produktivitas pertanian kita. Selain itu kami juga mengupayakan percepatan tanam guna menjaga ketersediaan pangan,” tandasnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto menyampaikan pihaknya telah melakukan langkah cepat, dalam upaya mencegah DPI atau elnino di wilayah Bumi Anoa.
Andap mengatakan, dalam upaya menyikapi perubahan iklim atau elnino, perlu dilakukan penyampaian informasi kepada masyarakat. Ini tentu menjadi langkah penting, apalagi dampak el nino kini mulai dirasakan di Sultra.
Sehingga, menurutnya, perlu dilakukan mitigasi risiko, agar masyarakat Sultra tidak terdampak secara serius.
“Ada mitigasi resiko, ada langkah-langkah yang kita lakukan tentunya dengan pemberian informasi kepada masyarakat,” kata Andap di Kantor Gubernur Sultra, Senin (9/10). (r4/nir)