Waspada Modus Baru Pemerasan, Korban Dihipnotis Melalui Panggilan Video

  • Bagikan

KENDARI, BKK- Modus baru pemerasan terjadi di wilayah Kota Kendari. Dua orang mengaku korban dihipnotis melalui panggilan video oleh orang tidak dikenal (OTK) lalu diarahkan untuk melakukan hal tidak senonoh.


Pelaku melakukan rekaman video, lalu memeras korban dengan mengancam akan menyebar hasil rekaman di media sosial (medsos).


Diketahui, korban pertama seorang pria berinisial AH dan wanita inisial R.


Kepada wartawan koran ini, AH menceritakan kejadian berawal ketika dirinya mendapat pesan WhatsApp (WA) dari nomor seorang wanita yang tidak dikenal.


Rasa penasaran sehingga korgan merespon wanita tersebut dan keduanya intes menjalin komunikasi.


Pada Desember 2023 lalu, wanita ini melakukan panggilan video, korban yang penasaran dengan muka wanita mengikutinya sehingga keduanya melalukan video call.


Di tengah-tengah percakapan, wanita meminta korban agar mendekatkan matanya ke area kamera handphone.


Kemudian, korban mengikuti permintaan pelaku, sambungan video lalu dimatikan wanita tersebut.


Selang beberapa menit, wanita tersebut kembali melakukan panggilan video. Saat itu korban diminta membuka semua pakaiannya dan mengikuti permintaan wanita tersebut.


“Waktu dia vc (video call), posisinya saya seperti tidak sadar, kaya orang habis dihipnotis. Saya hanya ikut-ikut apa yang dia suruhkan, sampai saya buka baju semua,” ujar korban, Minggu (28/1).


Selang beberapa hari, korban mengaku kaget karena video tanpa pakaiannya dikirim ke nomor whatsapp temannya.


Kemudian, pelaku meminta korban mengirimkan uang jika tak mau video tersebut disebar lebih luas.


“Ternyata waktu video call itu direkam layar. Kemudian disebar sama teman-teman ku, saya tidak tahu di mana dia dapat nomornya itu teman-teman ku. Dia minta uang sama saya, kalau tidak dia mau sebar terus,” terang AH.


Korban lainnya, R menceritakan dirinya awalnya dirinya menjadi korban pada November 2023 lalu.


Awalnya, R di mendapat pesan di akun TikTok oleh seorang pria tak dikenal. Keduanya juga saling tukaran nomor sehingga rutin menjalin komunikasi.


Beberapa hari kemudian, pria tersebut ingin melakukan video call dengan R.


Di tengah-tengah video call berlangsung, pria tersebut meminta R agar mendekatkan matanya ke handphone lalu panggilan dimatikan.


Tak lama kemudian, pria tersebut kembali melakukan panggilan video, korban tiba-tiba sakit kepala dan pria tersebut meminta R agar menyediakan air putih dengan dalil akan menyembuhkan sakit kepapanya.


“Jadi saya mengikut saja dan meminum air yang telah dibaca-baca mantra oleh pria itu,” terangnya.


Setelah meminum air tersebut, korban mengaku seperti orang yang kehilangan ingatan.


Dirinya, mengikuti semua yang diarahkan oleh pria tersebut, hingga melakukan hal-hal yang tidak senonoh di sela-sela panggilan video
Korban mengaku dirinya sempat bertengkar dengan pria tersebut, hingga rekaman video dirinya yang tidak senonoh dikirim ke WhatsApp temannya.


“Ternyata itu videoku dengan laki-laki itu yang disebar. Saya baru tahu setelah disebar, kayanya saya dihipnotis waktu itu,” ujarnya.


Korban mengaku terus-terusan diteror oleh pria tersebut. Si pelaku mengancam akan menyebar video tersebut, namun korban mengabaikan.


Belakangan, pelaku kembali menghubungi korban dan memeras korban akan menyebar lagi video tersebut jika korban tidak memberi sejumlah uang.


“Rencana akan saya lapor polisi. Saya diteror sama ia (pelaku) dan meminta uang,” ungkapnya.


Para korban berharap agar masyarakat lainnya bisa waspada dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh para pelaku. (r2/nir)

  • Bagikan