KENDARI, BKK- Tiga minggu menjelang Bulan Suci Ramadan 1445 Hijriah, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto mengadakan rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sultra, Jumat (16/02).
Langkah ini diambil untuk mengecek kebutuhan dan ketersediaan beras di Sultra. Menurutnya, kebutuhan beras di Sultra per bulannya berkisar 26.627 ton, sedangkan ketersediaan beras hingga Februari 2024 sebesar 29.121 ton.
Kata dia, produksi beras Sultra juga dapat dikatakan stabil, pada bulan Februari sebanyak 8.242 ton, prognosa (perkiraan) bulan Maret 18.000 ton, bulan April sebanyak 42.523 ton, dan bulan Mei 2024 sebanyak 50.914 ton.
“Berdasarkan data, kebutuhan beras di Sultra menjelang Ramadan 1445H Insya Allah aman. Saya tadi berkomunikasi dengan Kepala Perum Bulog Sultra, Ibu Siti Mardani bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini relatif aman pada angka 27.088 ton,” ungkap Pj Gubernur, Sabtu (17/2).
Dari hasil rapat bersama TPID tersebut, Pj Gubernur Sultra juga menginstruksikan Bupati dan Walikota agar mengontrol peredaran produksi beras agar tidak keluar dari Sultra.
Selain itu, Pemerintah Daerah juga akan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak pada 17 Kabupaten/Kota.
Lebih lanjut, Pj Gubernur juga akan intens koordinasi dengan Perum Bulog agar segera memenuhi kebutuhan beras pada industri pertambangan yang ada di Sultra sehingga tidak mempengaruhi harga di pasaran.
Sementara itu, informasi dari TPID Provinsi Sultra mengatakan bahwa stok GKP (Gabah Kering Pangan) yang diproduksi di Sultra banyak dibeli oleh RMU (Rice Milling Unit) kapasitas besar di luar Sulawesi Tenggara.
“Dalam jangka menengah dan panjang, kami akan berupaya untuk membangun RMU dengan kapasitas besar di Kabupaten di Sultra yang merupakan sentra produksi padi. Kami juga akan perkuat permodalan pemilik RMU skala kecil agar dapat naik kelas jadi RMU skala menengah dan besar sehingga dapat menyerap hasil panen petani lokal di Sultra,” tutup Andap. (r4/r2)