Penjual beras di Pasar Anduonohu. (FOTO: WATY/BKK)
KENDARI, BKK – Sejak Januari hingga Februari 2024 ini, harga beras terus merangkak naik. Diketahui, harga beras naik baik itu beras medium maupun beras premium.
Salah satu pedagang beras di Pasar Anduonohu Amir mengatakan, sejak beras mengalami kenaikan harga, penjualannya pun ikut sepi. Pasalnya, pembeli hanya datang tanyakan harga beras kemudian langsung pergi lagi.
“Kalau dulu, sebelum beras naik saya biasanya bisa jualkan sampai 20 karung, dari berbagai ukuran mulai ukuran 5 kilogram, 10, 25 sampai ukuran yang 50 kilogram,” ungkapnya, Selasa (27/2).
Amir menuturkan, meroketnya harga beras karena suplai stok beras dari sentra produksi juga berkurang. Toko ini biasanya mengambil pasokan beras di Kabupaten Konawe.
“Rata-rata beras yang dijual di sini dari Konawe. Tapi ini mulai sedikit yang masuk, jadi harga ikut bermain di lapangan,” ucapnya.
Disebutkan, untuk beras premium kemasan 10 kg dibanderol dengan harga Rp165 ribu per karung. Dua bulan lalu, harga beras kualitas terbaik tersebut dijual Rp150 ribu perkarung.
Kemudian, beras kelas medium dengan brand Beras Kepala dijual mulai Rp155 ribu per karung kemasan 10 kg. Lonjakan harga beras medium itu mencapai Rp20 ribu perkarung. Dulunya, Beras kepala biasa dijual Rp135 per karung kemasan 10 kg.
Kenaikan harga beras bukan hanya terjadi di Pasar Anduonohu, tetapi Hal yang sama juga terjadi di Pasar Baruga. Berdasarkan pantauan di Pasar Baruga, untuk harga beras hampir sama dengan di Pasar Anduonohu.
Hal tersebut diperkuat dengan penjelasan dari seorang pedagang beras di Pasar Baruga Rini. Dia mengaku, bahwa kenaikan harga beras ini telah terjadi sebelum perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
“Jadi, beras yang saya sediakan untuk pembeli yaitu Beras Kepala, Beras Ciliwung, dan Beras Konawe,” ucapnya.
Rini menjelaskan, Beras Kepala yang ukuran 50 kg dijual dengan harga Rp560 ribu dari Rp500 ribu, kemudian Beras Ciliwung Rp550 ribu dari Rp530 ribu.
Sementara, Salah satu warga Kendari yang hendak membeli beras Luma mengatakan, sejak harga beras naik, dirinya selalu membeli beras yang 10 kg, padahal sebelumnya dirinya selalu beli yang ukuran 25 kg.
“Sebenarnya sama mau beli ukuran 10 kg atau yang 25 kg, yang membedakan hanya nominal uangnya. Lain halnya ekonomi selalu cukup, mungkin saya tidak terlalu pusing. Saya berharap semoga harga beras bisa secepatnya normal kembali, karena beras ini merupakan kebutuhan pokok yang utama,” tuntas Luma. (r5/nir)