Salah satu lokasi pertanian terdampak banjir.
KENDARI, BKK – Musim hujan telah tiba menjadi anugrah bagi petani. Karena air merupakan suplai utama menunjang keberhasihan petani dalam usaha taninya.
Namun, hujan juga dapat menjadi malapetaka bagi petani. Akibat curah hujan yang terlalu tinggi, pendangkalan dan penyempitan sungai serta irigasi yang sebagian sudah rusak menyebabkan air meluap ke pertanaman padi, jagung dan kedelai.
Salah satu petani yang terdampak banjir yaitu Amrin selaku Ketua Kelompok Tani Padaidi 1, Desa Lamoeri, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) mengatakan, bahwa dampak banjir yang terjadi di pertanaman padi akibat luapan air sungai. Mereka meminta bantuan agar pemerintah segera turun tangan, untuk memperbaiki daerah aliran sungai sehingga banjir tidak terjadi lagi.
Mengantisipasi dampak banjir tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Proteksi Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Eva Yanti Ariyani Nurdin SP MSi menginstruksikan agar seluruh Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di lapangan siap siaga melakukan pengamatan, pemantauan, dan pengawalan.
“Serta melaporkan kejadian banjir yang terjadi di setiap wilayah kerjanya, dan selalu menjaga kesehatan serta keselamatan diri ketika bekerja,” kata Eva.
Dikatakan, akibat banjir tersebut menyebabkan kerugian bagi petani, karena menyebabkan produktivitas menurun. Berdasarkan pantauan dari petugas POPT lapangan kejadian sampai dengan 11 Maret 2024, menunjukkan luas terkena 819 ha dan puso 25 ha pada tanaman padi.
“Jagung luas terkena 102 ha dan puso 7 ha. Kedelai luas terkena 92 ha dan puso 10 ha. Taksiran kehilangan hasil akibat banjir pada tanaman padi mencapai 1.571 ton,” sebutnya.
Dia bilang, angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat, apabila curah hujan meningkat. Olehnya, Eva memberi arahan kepada POPT lapangan, untuk membuat laporan insidentil di wilayah yang terkena banjir.
“Selanjutnya laporan tersebut diteruskan ke pimpinan Distanak Sultra serta pihak-pihak terkait lainnya, untuk dilakukan upaya penanganan banjir lebih lanjut,” tuntasnya. (r4/nir)