Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti. (FOTO: WATY/BKK).
KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat nilai impor Sultra Februari 2024 mencapai US$225,00 juta, naik 27,93% dibandingkan Januari 2024 atau naik 47,79% dibandingkan Februari 2023.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti mengatakan, untuk volume impor pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 454,32 ribu ton atau naik 28,49% dibanding volume impor Januari 2024 yang tercatat sebesar 353,58 ribu ton.
“Selama periode Januari 2022 Februari 2024, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada Maret 2022 dengan nilai mencapai US$451,22 juta dan terendah tercatat di Februari 2022 yaitu US$74,57 juta. Sementara itu, volume impor tertinggi tercatat pada Maret 2022 yang mencapai 684,68 ribu ton dan terendah di Februari 2022 dengan volume 36,99 ribu ton,” ungkapnya, Kamis (4/4).
Dijelaskan, peranan impor Sultra Februari 2024 menurut golongan barang didominasi kelompok komoditi bahan bakar mineral senilai US$127,49 juta atau sebesar 56,66%, diurutan kedua adalah kelompok komoditi besi dan baja senilai US$57,88 juta atau 25,72%.
“Jika dilihat dari peranannya, total lima golongan barang memberikan kontribusi sebesar 93,23% terhadap total impor Sultra Februari 2024,” ucapnya.
Agnes menuturkan, total impor Sultra Februari 2024 mengalami peningkatan sebesar 27,93% atau naik senilai US$49,12 juta dibanding bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kenaikan nilai impor dari Negara Tiongkok senilai US$33,31 juta atau naik 85,22%, Singapura senilai US$30,07 juta atau naik 140,09%, dan Malaysia senilai US$13,92 juta atau naik 51,26%.
“Menurut golongan penggunaan barang, selama Februari 2024 golongan bahan baku/penolong
memberikan peranan terbesar yaitu 88,30% dengan nilai US$198,67 juta. Sementara itu golongan barang modal memberikan peran terkecil yaitu 6,92% atau senilai US$15,57 juta,” tutupnya. (r5/nir)